TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pemerintah membuka pasar baru bagi produk lokal, lewat penetrasi pasar di Dubai, Uni Emirat Arab, dinilai sebagai langkah yang tepat.
Dubai dianggap sebagai lokasi yang strategis dan potensial untuk memperluas pasar ekspor Indonesia di kawasan teluk.
Pengamat Ekonomi, Bhima Yudhistira menerangkan Expo Indonesia di Dubai yang dibuka Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dinilai perlu untuk menarik investasi-investasi baru, baik bidang pariwisata, ekspor dan impor.
“Jadi bukan secara umum, tapi spesifik yang dijual investasi sektoral dan ekosistem regulasi yang mendukung investasi-investasi secara sektoral tsb. Itu yang harusnya ditonjolkan didalam setiap expo,” ujar Bhima, Sabtu (2/10/2021).
Baca juga: Polisi Dubai Punya Anjing K9 yang Bisa Lacak Covid-19, Pakai Sampel Keringat
Menurut Bhima, yang penting adalah adanya daya saing yang ditonjolkan secara spesifik.
Ia menilai, expo tersebut bisa menyasar target investor yang memang tertarik di bidang usaha tertentu.
“Jadi, follow up atau tindak lanjut itu menjadi satu hal yang sangat penting pasca expo. Lalu, penawaran dilakukan secara spesifik dan ada potensi kerja sama antar kedua negara bidang ekspor impor,” kata Bhima.
Bhima mengatakan, Timur Tengah membutuhkan spare part otomotif, sayur-sayuran, furnitur olahan kayu, tekstil pakaian jadi. Sehingga banyak peluang untuk dilakukan penetrasi ekspor.
Baca juga: Wamendag Sebut Peran Anak Muda Bakal Tingkatkan Kinerja Ekspor
Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal berujar, sesuai dengan usulan UI beberapa waktu lalu soal perluasan pasar non tradisional.
"Ini sudah tepat dengan usulan tim kami di Universitas Indonesia sejak 2016 (penetrasi nontradisional)," ujar Fithra.
Terpisah Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi mengatakan selain menjadi tujuan pasar bagi produk Indonesia, posisi UAE yang strategis juga bisa menjadi hub perdagangan dengan negara lain di kawasan tersebut. Sehingga, memperluas pasar yang telah dimiliki Indonesia.
"Ini akan terbuka peluang (pasar) ke negara lain, terutama negara-negara teluk," ujarnya.
Fithra menambahkan, potensi dagang akan lebih tinggi jika perdagangan atas negara-negara tersebut diikat kerjasama yang lebih institusional.
"(Entah) lewat FTA maupun CEPA, itu pasti akan mengintensifkan perdagangan. Yang jelas, perhitungan kami di awal negara-negara (non-tradisional) ini dikejar karena memperluas peluang ekspor," paparnya.
Baca juga: Gelar Trade Expo Indonesia ke-36, Kemendag Bidik Total Transaksi Tembus 1,5 Miliar Dolar AS
Sementara, Wakil Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan OKI Kadin Indonesia Mohamad Bawazeer memproyeksikan realisasi IUAE-CEPA akan sangat positif.
Perjanjian itu pun diyakininya menjadi titik balik hubungan perdagangan Indonesia-Timur Tengah. B
awazeer menilai, UAE telah memiliki investasi besar di dalam negeri. Sehingga, dengan perjanjian ini, akan melengkapi perdagangan dengan UEA yang ia proyeksikan bakal semakin berkembang.
"Untuk itu, terobosan CEPA dapat menyelesaikan kendala ini. Karena di dalamnya termasuk masalah halal dan lainnya. Jadi, kita harap tahun ini bisa ditandatangani," sebut Bawazeer.
Karenanya ia percaya penuh, keberhasilan penjajakan dengan UAE akan menarik Qatar, Arab Saudi dan lainnya untuk melakukan hal serupa.
"Semoga negara teluk lainnya seperti Arab Saudi dan Qatar bisa mengikuti jejak UAE. Karena yang paling susah itu buka jalan," tuturnya.
Baca juga: Stabilkan Harga, Mendag Berencana Serap Telur dari Peternak untuk Bansos
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dari Dubai menyampaikan optimismenya bahwa , Paviliun Indonesia pada Expo 2020 Dubai akan membuat pengunjung dari berbagai negara di dunia terkesima dan mengakui potensi sangat besar Indonesia.
Paviliun Indonesia sendiri menempati lahan seluas 1.860 m2 dan luas bangunan sekitar 3.000 m2.
Paviliun Indonesia terdiri dari tiga lantai dan terletak di zona Opportunity District dengan konsep Indonesia Emas 2045.
Lutfi menuturkan, Paviliun Indonesia yang menampilkan tiga zona waktu “Yesterday, Today, and Tomorrow” akan membuka mata dunia terhadap Indonesia dari kekuatan masa lalu, sekarang, dan masa depan Indonesia sebagai kekuatan global.
“Izinkan kami menyambut semua orang dari berbagai penjuru dunia di Paviliun Indonesia. Kami berharap, dunia akan menyaksikan dan mengakui kepulauan kita sebagai peluang untuk berdagang, berinvestasi, dan berkunjung,” ucap Lutfi.