Bertumpu ke Kongres
Sebagai informasi sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemerintah federal dapat melanggar batas utang 28,4 triliun dolar AS dan mengalami gagal bayar bersejarah.
Biden melanjutkan, hal tersebut dapat dikendalikan apabila Partai Republik bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara untuk menaikkan plafon atau batas utang dalam dua minggu ke depan.
Senat Partai Republik, yang dipimpin oleh Pemimpin Minoritas Mitch McConnell, telah dua kali dalam beberapa pekan terakhir memblokir tindakan untuk menaikkan plafon utang.
Presiden Joe Biden mengatakan, mereka menginginkan tindakan tetapi tidak akan membantu dengan memberikan suara untuk langkah tersebut.
Partai Republik mengatakan Demokrat dapat menggunakan manuver parlementer yang dikenal sebagai rekonsiliasi anggaran untuk bertindak sendiri.
"Menaikkan batas utang berarti membayar utang kita, bukan sesuatu yang baru," kata Biden seperti dikutip Tribunnews dari Reuters, Selasa (5/10/2021).
Biden juga tidak menjamin bahwa AS tidak akan melanggar batas utang. Intinya, nasib berada di tangan kongres.
"Tidak, saya tidak bisa (menjamin). Itu terserah Mitch McConnell,” ucap Biden.
McConnell selama berbulan-bulan telah mengatakan bahwa Demokrat harus menggunakan proses rekonsiliasi anggaran untuk menyiasati aturan filibuster Senat, yang mengharuskan 60 dari 100 anggota setuju untuk meloloskan sebagian besar undang-undang.
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, seorang Demokrat, telah menolak untuk menggunakan pendekatan itu, dan Biden pada hari Senin memohon agar Partai Republik tidak memblokir tindakan dengan filibuster.
Dalam sebuah surat terbuka kepada Biden, McConnell menegaskan kembali bahwa Demokrat tidak memerlukan kerja sama Partai Republik untuk meloloskan RUU untuk menaikkan plafon utang.
Sebagai informasi, pada akhir bulan lalu, Dewan Perwakilan Rakyat AS meloloskan dan mengirim ke Senat RUU untuk menangguhkan batas pinjaman keuangan hingga akhir 2022.
Diingatkan Yellen