Trader yang sukses adalah trader yang tidak pernah menganggap remeh sesuatu tetapi terus mendalami agar mengerti cara mengaplikasikan suatu teknik dalam metode trading mereka, dimana kesalahan kesalahan dalam trading justru diterima dan dipahami.
Ini akan membentuk jadi diri suatu trader yang sukses dimana hal hal yang mendasar dan sederhana lebih difokuskan untuk membentuk fondasi trading yang kuat.
7. Kurangnya pengetahuan, informasi salah
Dalam segi ini setidaknya ada dua faktor yang bisa berdampak pada kesalahan pengambilan keputusan saat trading, yang pertama adalah mengikuti Mentor/Edukator/Influencer yang tidak memiliki track record yang jelas.
Faktor kedua adalah trader yang lebih sering memilih jalan pintas yang mudah dan berharap akan berhasil dalam trading.
8. 100% mengikuti saran tanpa disesuaikan dengan gaya trading pribadi
Belakangan cukup ramai di media sosial Influencer yang berani memberikan signal dalam trading, Sales person yang mengaku professional trader dan edukasi metode trading yang akhirnya cenderung lebih ke arah menyesatkan daripada ke arah yang mencerahkan.
Hal ini bisa berujung dengan menciptakan generasi trader yang tidak mengerti apa yang mereka lakukan.
Analisa atau rekomendasi yang diberikan bisa saja salah, atau benar tetapi tidak sesuai dengan metodologi atau karakter trader yang bisa diklasifikasikan dalam beberapa kategori, Intraday Trader atau Swing Trader contohnya.
9. Tidak punya perencanaan trading
Konsep trading sejatinya hampir mirip seperti menjalankan konsep bisnis. Sebagai Contoh, strategi bisnis yang baik, marketing plan yang bagus dan juga dari segi proyeksi keuntungan atau batas rugi yang bisa diambil dalam menjalankan suatu bisnis.
Konsep Business planning dan Trade planning adalah hal yang sama, dalam trading trader harus memikirkan bagaimana mengeksekusi trade yang baik, menentukan batas risiko yang bisa diterima dan juga nilai keuntungan yang sudah ditentukan sebelum membuka posisi;
Lalu, metode trading yang sesuai dengan karakteristik masing masing trader dengan toleransi risiko yang sudah disiapkan serta pengertian terhadap karakteristik aset yang diinvestasikan.
10. Mengesampingkan prinsip 3M