TRIBUNNEWS.COM, DIENG - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, banyak negara mencanangkan penggunaan sumber energi baru terbarukan menjadi listrik.
Alasannya, selain merupakan energi bersih, energi terbarukan juga membawa ketahanan dan kemandirian energi nasional.
"Saat ini negara di Eropa sudah menetapkan Net Zero Emission (NZE) dan mulai menghentikan sebagian pembangkit listrik yang tidak menggunakan sumber energi baru terbarukan. Green Energy sudah menjadi keniscayaan yang tidak bisa kita hindari,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja ke PT Geo Dipa Energi (Persero) (“GeoDipa”) Unit Dieng, Minggu (17/10/2021).
Kunjungan tersebut turut juga dihadiri oleh Bupati Wonosobo dan PLH Bupati Banjarnegara.
Dia mengharapkan pengembangan energi geothermal yang sedang dilakukanGeoDipa dapat terlaksana lebih banyak lagi guna mendorong pemanfaatan sumber energi panas bumi.
Energi ini tidak bisa diekspor karena bersifat site specific dan menjadi energi yang lebih besar dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dunia.
Suharso menegaskan potensi panas bumi sangat luar biasa di Indonesia.
Karenanya, perlu juga penguasaan terhadap teknologi terkait industri rekayasa secara mendalam, agar penguasaan terhadap sumber daya yang dimiliki dapat dilakukan secara utuh, efektip dan efisien.
Direktur Utama GeoDipa, Riki Firmandha Ibrahim mengatakan, GeoDipa saat ini menjadi Special Mission Vehicle di bawah Kementerian Keuangan, serta satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang fokus di sektor panas bumi.
Baca juga: Johnson & Johnson dan Star Energy Geothermal Kembangkan Energi Listrik 100 Persen Terbarukan
Karenanya, pihaknya siap menjalankan berbagai penugasan yang diberikan pemerintah untuk mendorong percepatan pemanfaatan panas bumi secara eksponential sebagai sumber energi listrik untuk ketahanan dan kemadirian energi secara nasional.
Baca juga: Archi dan Ormat Bentuk Perusahaan Patungan Garap Geothermal di Sulawesi Utara
“Kami juga sangat mendukung visi Indonesia di tahun 2045, dimana saat itu Indonesia telah merdeka selama 100 tahun," ujarnya.
"Kami selalu menyatakan bahwa pada 2045, Indonesia harus menjadi Geothermal Center of Excellence, karena energi panas bumi ini sangat mungkin menggantikan penggunaan batubara menjadi listrik dan pada tahun 2060 Indonesia dapat memenuhi target Net Zero Emission,” katanya.
PLH Bupati Banjarnegara, Syamsudin, mendukung penuh seluruh rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh GeoDipa apalagi Sludge sumur Dieng memberikan nilai Lithium yang tinggi dan dapat untuk penggunaan baterai.
"Pembangunan (energi geothermal) yang dilakukan oleh GeoDipa akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, khususnya di wilayah Kabupaten Banjarnegara," ungkapnya.
“Support kami tidak diragukan untuk GeoDipa, apa yang dihasilkan oleh GeoDipa itu merupakan bagian nafas bagi masyarakat Banjarnegara. Tentu ketika melakukan pengembangan ke unit selanjutnya, semakin besar harapan kami untuk kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Geo Park
Wacana untuk menjadikan wilayah Dataran Tinggi Dieng (DTT Dieng) sebagai Geopark Nasional terus mendapatkan dukungan Pemerintah.
Menteri PPN juga menuturkan Bappenas mendukung agar DTT Dieng bisa segera menjadi Geopark Nasional.
Namun demikian, Suharso menegaskan, walaupun Dieng memiliki berbagai situs warisan geologi dan bentang alam yang bernilai, penetapan DTT Dieng sebagai Geopark Nasional harus dilakukan sesuai tahapan dan proses.
"Pengelolaan warisan dan keragaman geologi, keanekaragaman hayati, keragaman budaya harus menjadi bagian dalam rangka mendukung konservasi, edukasi geothermal, serta pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan,” kata Suharso.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, menjelaskan, kawasan Dieng memiliki potensi dikembangkan sebagai Geopark Global.
“Kami bersama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, memiliki komitmen bersama untuk penetapan Kawasan Dieng sebagai Geopark," kata Afif.
"Kawasan Dieng memiliki peran strategis dalam konstelasi nasional yang menjadi kepeduliaan masyarakat dunia mengingat tempat budaya ini merupakan tempat suci bersejarah agama hindu pertama di Indonesia. Dieng sudah harus dilihat sebagai penyangga wilayah super prioritas seperti Borobudur dan sekitarnya,” lanjutnya.
Namun, Afif mengingatkan bahwa kawasan Dieng masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk peningkatan aksebilitas, konektivitas, sarana dan prasarana pariwisata, serta pertanian, khususnya pertanian holtikultura.