Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan destinasi ekspor Indonesia ke kawasan Pasifik hanya terwakili Australia.
Menurutnya, Australia masih menjadi tujuan ekspor primadona ketimbang negara-negara lain.
"Nilai ekspor pasifik Januari - September 2021 sudah mencapai 2,5 miliar dolar AS. Sedangkan impor 6,61 miliar dolar AS dengan defisit 4,41 miliar dolar AS," kata Mendag dalam webinar Pacific Exposition 2021, Senin (25/10/2021).
Angka ini, terang Mendag, jauh lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Mendag Lutfi menambahkan secara keseluruhan sebelum pandemi perdagangan RI dengan pasifik mengalami tren penurunan.
"Tahun 2016 kita luhat totalnya 9,7 miliar dolar AS, tahun 2019 sebesar 9,6 dolar AS, dan tahun lalu 8,8 miliar dolar AS," lanjutnya.
Baca juga: Tantowi Yahya: Pacific Exposition Upaya Konkret Indonesia Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya menuturkan bila dilihat dari kacamata bisnis atau perdagangan kawasan pasifik sangatlah menjanjikan.
Wilayah Pasifik merupakan pasar yang potensial apabila Indonesia lebih militan untuk menggarapnya.
Setidaknya terdapat tiga poin yang menjadi alasan utama.
Pertama, Pasifik memiliki jumlah penduduk yang besar.
Sejalan dengan jumlah populasi penduduk yang tinggi, otomatis demand (permintaan) akan kebutuhan barang di berbagai sektor bakal mengalami peningkatan.
"Pasifik sesungguhnya adalah pasar besar, dalam konteks penyerapan produk-produk Indonesia. Pasifik ini jika digabungkan oleh Australia maka ada sekitar 50 juta orang yang ada di situ. Dan ini bukan pasar yang kecil," jelas Tantowi.
Kedua, lanjut Tantowi, Pasifik mempunyai kedekatan jarak dengan Indonesia. Apalagi dengan Indonesia wilayah timur.