News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mitratel Akan Melantai di BEI, Analis: Disambut Positif Investor, Harga IPO Juga Masih Masuk Akal

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi: Mitratel berencana menambah jumlah menara telekomunikasinya sekitar 6.000 unit usai IPO.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel membidik dana segar Rp hingga Rp 24 triliun dari penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).

Anak usaha dari PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan melepas saham ke publik sebanyak 29,85 miliar saham dengan harga Rp 775 sampai Rp 975 per saham.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, saham IPO Mitratel kemungkinan akan terserap dengan baik oleh investor, karena perusahaan tersebut memiliki kinerja positif dan anak usaha dari Telkom.

Baca juga: Mitratel Siap Melantai di Bursa Tahun Ini

"Investor akan sambut positif, dan harga IPO yang ditawarkan juga masih masuk akal, di mana setelah melantai di Bursa akan naik lagi sepertinya," kata Reza saat dihubungi, Rabu (27/10/2021).

Tercatat, laba bersih Mitratel sebesar Rp700,7 miliar per Juni 2021. Angka itu naik 356 persen dibandingkan dengan tahun lalu senilai Rp153,7 miliar.

Menurut Reza, ke depannya Mitratel perlu melakukan perambahan bisnis lainnya dan menggencarkan ekspansi, karena bisnis utamanya saat ini hanya menara.

Baca juga: 4.000 Unit Menara Telekomunikasi Milik Telkomsel Dialihkan ke Mitratel

"Pertumbuhan menara akan berhenti nantinya. Dan pendapatan pun akan stagnan juga untuk jangka panjang, karena pemain operator hanya dikit," tutur Reza.

Mitratel direncanakan melakukan penawaran umum pada 16-18 November 2021 dan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.

Adapun dana hasil IPO, 40 persen digunakan untuk belanja modal (capital expenditure) organik, 50 persen sebagai belanja modal anorganik, dan 10 persen untuk modal kerja serta kebutuhan perseroan lainnya.

Baca juga: Mitratel Jadi Perusahaan Menara Telekomunikasi Terbesar di Indonesia Usai Telkom Alihkan 798 Menara

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah beharap, aksi korporasi itu dapat mendukung upaya pengembangan bisnis Mitratel ke depan, khususnya terkait penyediaan menara telekomunikasi.

“Kedepannya, Mitratel memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi terlebih dengan kehadiran 5G yang membuat kebutuhan operator terhadap menara telekomunikasi meningkat,” ucapnya.

Diketahui, PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley ditunjuk sebagai joint bookrunners dan joint global coordinators IPO Mitratel.

Akuisisi 6.000 Menara

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini