Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi era baru bagi pasar modal Indonesia.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, pertama kalinya sebuah perusahaan startup teknologi unicorn secara resmi mencatatkan sahamnya di BEI.
"Selain itu, dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia," ujarnya dalam keterangan pers, Jumat (6/8/2021).
Inarno berharap langkah BUKA ini akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lain guna semakin meningkatkan kapitalisasi pasar modal tanah air.
“Kami menyambut Bukalapak ke dalam daftar ternama perusahaan publik di BEI. Momen ini merupakan sebuah tonggak sejarah dan era baru bagi BEI," katanya.
Sekadar informasi, Bukalapak menunjuk UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd sebagai Koordinator Global Gabungan dan Agen Penjual Internasional (Joint Global Coordinators and International Selling Agents) untuk memasarkan IPO pada investor internasional.
Sementara itu, PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Managing Underwriters).
Adapun Penjamin Emisi Efek adalah PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Ciptadana Sekuritas Asia, PT Investindo Nusantara Sekuritas, PT Lotus Andalan Sekuritas, dan PT Panin Sekuritas Tbk.
Analis: Saham BUKA Masih Akan Tertekan Hingga Pengumuman Kinerja Kuartal III
Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) semakin menjauhi harga yang ditawarkan perseroan ketika penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) Rp 850 per saham.
Mengutip data RTI, saham BUKA pada perdagangan Selasa (19/10/2021) ditutup mesorot 2,13 persen atau 15 poin ke level Rp 690 per saham, dari hari sebelumnya di posisi Rp 705 per saham.
Baca juga: Bukalapak Masih Bukukan Rugi Operasional, Tapi EBITDA Makin Membaik
Pada perdagangan hari ini, saham BUKA bergerak pads kisaran Rp 680 hingga Rp 715, di mana total transaksi sebesar Rp 269 miliar dengan volume 388,7 juta saham.
Analis CSA Research Inistitute Reza Priyambada mengatakan, kemerosotan saham BUKA disebabkan adanya tekanan jual saham oleh investor yang masih menunggu kinerja emiten tersebut.
Apalagi, kata Reza, Bukalapak saat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Agustus 2021 membukukan kerugian, dan pada semester I tahun ini masih rugi Rp 763 miliar.
Baca juga: Bukalapak Catat Peningkatan TVP di Kuartal II 2021