News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerja Sama Regional Penting untuk Jaga Kesinambungan Industri Perikanan Pasca Covid-19 

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Pandemi Covid-19 berdampak luar biasa bagi Fiji, sebagian besar masyarakat terpaksa harus melaut atau mencari ikan sebagai mata pencaharian pokok untuk kelangsungan hidup sehari-hari. 

Dalam kaitan itu, Menteri Perikanan Fiji Semi Tulega Koroilavesau menyatakan Pemerintah Fiji perlu mengembangkan kemampuan untuk meningkatkan ketersediaan ilmu pengetahuan dan investasi teknologi yang maju dan hemat biaya untuk merubah kondisi tersebut.

Direktur Jenderal Pacific Islands Forum Fisheries Agency (FFA), Dr. Manumatavai Tupou-Roosen selain memberikan apresiasi atas kepemimpinan Indonesia dalam berkolaborasi dengan para anggota Pacific Islands Forum juga menginformasikan bahwa kawasan Pasifik merupakan pemasok ikan tuna terbesar dunia dan memiliki sistem pengelolaan perikanan
terbaik. 

"FFA menyambut baik kerja sama dengan Indonesia khususnya dalam meningkatkan standar kerja yang aman dan layak di sektorperikanan," kata Manumatavai. 

Dalam merespon peluang dan membantu industri akuakultur Selandia Baru guna mencapai target nilai $1 miliar pada tahun 2025, menurut Andrew Forsythe Kepala Scientist Aquaculture & National Institute of Water and Atmosphere Research, NIWA penting untuk menyatukan fasilitas penelitian kelas dunia. 

"Termasuk Pusat Penelitian Kelautan Northland dan tim spesialis akuakultur terbesar di negara ini untuk mendukung industri dengan ilmu pengetahuan unik dan inovasi saat ini yang sedang berkembang," kata Andrew. 

Sebagai pembicara terakhir, Pejabat Perikanan dari Departemen Perikanan Kelautan dan Kelautan Pemerintah Kaledonia Baru Mickaël Lercari memaparkan bahwa Perikanan dan Akuakultur adalah sektor utama di Kaledonia Baru yang merupakan sumber pekerjaan bagi masyarakat berketrampilan rendah. 

"Covid-19 berdampak cukup signifikan terhadap para nelayan dimana tidak ada pilihan bagi para nelayan kecuali berhenti berlayar mencari ikan menyusul restoran, pasar dan supermarket tutup karena lockdown yang diberlakukan oleh pemerintah New Caledonia," ungkapnya. 

Dalam diskusi terdapat fokus dan penekanan yang sangat kuat pada kerja sama, solidaritas regional dan bagaimana cara mempertahankan dan memiliki ketahanan perikanan, serta budidaya perikanan/perairan.

Perhelatan the 2nd Pacific Exposition berlangsung selama empat hari diikuti oleh 18 negara yaitu Australia, Kepulauan Cook, Fiji, Polinesia Perancis, Guam, Kiribati, Nauru, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Niue, Palau, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Timor Leste, Tonga, Tuvalu dan Indonesia.

Sampai saat ini terdata 3.300 pengunjung hadir pada selain Forum Perikanan juga 4 forum lain yaitu Forum Kesehatan; Forum Pariwisata; Forum Perdagangan, Investasi dan Ekonomi Kreatif; dan The Pacific Talks.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini