Bahkan mereka tidak mengetahui langkah apa yang harus dilakukan selama pandemi ini demi melindungi keuangan yang telah dimiliki.
Dikutip dari laman ojk.go.id, berdasar pada Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019, menunjukkan indeks literasi keuangan hanya mencapai 38,03 persen.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya literasi keuangan bagi masyarakat agar memiliki fondasi dan komitmen yang kuat, maka perlu untuk memberikan edukasi.
Ini dilakukan untuk mengarahkan rencana finansial jangka panjang mereka agar sesuai dengan kebutuhan dan profil masing-masing.
Sehingga mereka tidak salah dalam mengambil keputusan terkait finansial berprospek jangka panjang.
Mengacu pada pentingnya peran literasi keuangan dalam memperkuat fondasi perencanaan keuangan di masa depan, Head of Investment Communication & Fund Development Allianz Life Indonesia, Meta Lakhsmi Permata Dewi mengatakan bahwa pada situasi ekonomi yang tidak pasti ini, masyarakat harus memiliki financial freedom yang diawali dengan melakukan perencanaan keuangan.
"Pertama, yang kita butuhkan adalah perencanaan keuangan. Di sini kita harus dapat beradaptasi dengan situasi dan kebutuhan yang cenderung berubah dari waktu ke waktu," kata Meta, dalam webinar Allianz Indonesia bertajuk How To Reach Your Financial Freedom', beberapa waktu lalu.
Ia pun menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk selalu memberikan edukasi agar dapat menambah literasi masyarakat khususnya para nasabah Allianz Indonesia terkait perencanaan keuangan.
Baca juga: Indeks Inklusi Keuangan Indonesia Belum Ideal, Prudential Lakukan Edukasi dengan Strategi Ini
Ini menjadi salah satu penetrasi asuransi yang dilakukan perusahaan tersebut dalam upaya mengubah mindset para nasabah agar bisa mengelola keuangannya dengan baik sambil tetap menatap masa depan dengan memiliki asuransi sebagai prospek jangka panjang.
"Allianz Indonesia senantiasa memberikan edukasi dan informasi secara berkala kepada nasabah mengenai pentingnya perlindungan asuransi untuk mencapai financial freedom sesuai rencana. Dengan demikian, kita bisa memperkuat fondasi kokoh untuk perencanaan keuangan di masa depan," jelas Meta.
Meta menambahkan, demi mencapai financial freedom tersebut, perlu melewati apa yang disebut sebagai 'tahapan piramida'.
Pada tahapan ini, yang paling penting adalah tahapan dari bawah yakni perlunya memenuhi kebutuhan dasar, perlindungan atau proteksi dan memiliki dana darurat.
Kemudian bergerak naik pada tahap berikutnya, yakni memenuhi kebutuhan dana pendidikan, pensiunan dan warisan.
Jika dua tahapan itu telah terpenuhi, maka seseorang bisa melakukan investasi.