Namun mirisnya, generasi ini cenderung memiliki tingkat literasi keuangan yang paling rendah.
Ini terlihat dari ketidakmampuan mereka pada umumnya untuk memilih produk keuangan yang tepat.
Baca juga: OCTO Mobile Permudah Masyarakat Investasi Sukuk Tabungan ST008
Mereka juga kurang tertarik dalam melakukan perencanaan keuangan yang baik.
Padahal sejak usia dini, generasi muda ini perlu mengembangkan keterampilan mereka dalam mengelola keuangan.
Karena mungkin saja di masa depan, mereka memiliki dana bebas yang berasal dari tunjangan maupun pekerjaan paruh waktu (part time) yang mereka jalani.
Nah, dana ini kemungkinan memerlukan penggunaan rekening tabungan.
Di sisi lain, generasi muda sering dikaitkan pula dengan istilah 'sandwich generation' yakni suatu keadaan finansial yang mendorong seseorang harus turut memenuhi kebutuhan dari generasi sebelumnya dan generasi setelahnya.
Oleh karena itu, edukasi terkait literasi keuangan sangat penting untuk dimulai sedini mungkin dan turut diajarkan pula di sekolah.
Memasukkan literasi keuangan sebagai bagian dari kurikulum sekolah tentunya akan menjadi proses jangka panjang.
Dengan adanya edukasi terkait keuangan dalam kurikulum sekolah, maka memungkinkan anak-anak dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk membangun perilaku keuangan yang bertanggung jawab pada setiap tahap pendidikan mereka.
Termasuk saat mereka tumbuh menjadi generasi milenial seperti saat ini, edukasi tersebut tentunya akan membuat mereka berpotensi meraih financial freedom.
Baca juga: Waspada Penipuan Investasi atas Nama LPS
Edukasi terkait literasi keuangan ini sangatlah penting, karena mungkin saja orang tua mereka tidak siap untuk mengajarkan kepada mereka tentang pengelolaan keuangan.
Terlebih saat ini tingkat literasi keuangan berada pada level rendah di seluruh dunia.
Terkait hal itu, Perencana Keuangan dan CEO Finansialku.com Melvin Mumpuni menjelaskan bahwa manajemen risiko serta pengaturan cashflow yang baik sangat diperlukan.