Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 menyadarkan Indonesia akan pentingnya untuk mandiri di bidang kesehatan. Hal tersebut diperlukan untuk menghadapi tantangan ke depan.
Harian Kompas berkolaborasi bersama East Ventures mengadakan acara Kompas100 CEO Forum dan rangkaiannya, salah satunya adalah CEO Live Series 1 yang dipersembahkan oleh Eka Hospital dengan tema “Health Care Industry Post Pandemic” pada Rabu (10/11/2021).
Dalam diskusi itu, Plt Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Arianti Anaya menyampaikan pandemi Covid-19 harusnya memberikan pelajaran bahwa Indonesia harus siap menghadapi tantangan di bidang kesehatan.
Sebab, menurut para ahli akan ada setelah SARS-CoV-2 akan ada yang ketiga, dan seterusnya. Belajar dari pandemi Covid-19, ucap Arianti, penting agar Indonesia bisa mandiri di bidang kesehatan.
"Karena tidak kemandirian kita, kita tidak siap khususnya di produk-produk kesehatan, alat-alat kesehatan, termasuk vaksin," ucap Arianti dalam diskusi daring, Rabu (10/11/2021).
Baca juga: Atasi Impor Obat, Pemerintah Dukung Pengembangan Fitofarmaka Jadi Produk Farmasi Utama Indonesia
Arianti memaparkan, industri kesehatan ada di dalam negeri, tapi bahan baku kebanyakan di impor China dan India. Ia mencontohkan, 90 persen alat kesehatan dari luar negeri, termasuk vaksin Covid-19.
Baca juga: Harga Tes PCR di RI Sempat Dibanderol Rp 3,5 Juta, Begini Penjelasan Holding BUMN Farmasi
"Ketika pandemi terjadi, walaupun industri obat ada di Indonesia tapi tidak bisa memproduksi karena bahan baku ada di luar," tutur Arianti.
Arianti menceritakan harga obat sempat melonjak, kemudian oksigen konsentrator terbatas, lalu vaksin yang harus impor dari negara lain.
Baca juga: Pertamina Jajaki Kerja Sama Bisnis Farmasi dengan Perusahaan Turki
"Ini harus jadi pembelajaran buat kita semua bahwa kemandirian di bidang farmasi dan alat kesehatan sangat mempengaruhi untuk ketahanan nasional dan berdampak besar terhadap ekonomi," ucap Arianti.
Namun, setelah itu dilakukan penelitian di dalam negeri. Kemudian, mulai bermunculan untuk memproduksi APD, ventilator, masker, bahkan antigen.
"Pandemi mengajarkan kita akhirnya ketika terpaksa sesegera mungkin peneliti kita membuat ventilator, antigen, ini membuat kita menyadari kita mampu untuk melakukan itu," kata Arianti.