"Saya mengangkat tema Etnik dengan Wastra Sulawesi Selatan dari sutera dan tenunan menjadi sebuah karya," ungkapnya.
Tempat miliknya ini berada di Jl. Racing Centre II, Kompleks Mega Panakkukang Residence, No 9, Kota Makassar.
Usahanya ini berfokus pada segment market Middle Up, dan kualitas desain yang disediakan secara limited edition.
"Kualitas premium yang kami pasarkan, sehingga pelanggan dari para pengusaha dan pejabat negara bisa merasa nyaman elegan dan mewah," tambahnya.
Usaha fashionnya dibangun ternyata berawal dari hobi.
Dia lantas belajar otodidak hingga mengembangkan designernya.
"Memulai usaha dari hobi. Karena saya hobi pengen tampil beda dan menjadi sorotan setiap di acara. Akhirnya saya kembangkan dan menjadikan usaha di bidang Fashion," Arie menambahkan.
Untuk benefit setiap ordernya, konsumen harus merogoh kocek senilai Rp2,5 juta. Meski terbilang mahal, bahan yang digunakan juga berkualitas.
Alasannya, untuk membuat konsumen merasa nyaman dan dibuat secara khusus.
"Kalau kemeja paling mahal 2.5 juta. Tapi normal itu kisaran Rp1.250 - Rp1.850 juta," lanjut Arie.
Terbukti, beberapa hasil karyanya telah terekspor ke luar negara. Seperti Bulgaria dan negara tetangga Singapore.
Selain itu, pejabat publik hingga pegawai Kemenkumham RI juga memakai brandnya.
Pejabat publik itu seperti anggota dewan di Papua, Gubernur non aktif Sulsel, Nurdin Abdullah dan Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Mallagani.
Saat ini, hasil karya fashionnya terbilang telah dikenal banyak orang. Usaha yang dirintisnya ini pun hanya fokus pada etnik Sulawesi Selatan.