News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Produktif di Usia Muda, Petani Milenial Binaan Pupuk Kaltim Ini Jadi Pahlawan Masa Kini

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Iqbal, petani milenial binaan Pupuk Kaltim.

Ia mengakui, saat ini masih banyak orang yang 'memandang sebelah mata' profesi ini.

Namun menurutnya, di era disrupsi digital, inovasi memegang peranan penting dalam melakukan akselerasi pada bidang agrikultur.

Sektor pertanian, kata dia, selama ini masuk dalam kategori industri vital yang menjadi penyangga utama ketahanan dan kedaulatan pangan.

Nah, berbekal ilmu yang ia peroleh saat kuliah serta didukung binaan dari Pupuk Kaltim, ia pun memadukaan penguasaan inovasi untuk mendorong profesi ini agar bisa mencapai level yang sejajar dengan profesi bergengsi lainnya.

Baca juga: TaniHub Group Incar Kenaikan 3 Kali Lipat Petani yang On Boarding di Ekosistem Digitalnya

Selain itu ia menegaskan bahwa untuk memajukan sektor ini, diperlukan komitmen demi terwujudnya keberhasilan dalam membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi milenial lainnya.

"Dasarnya (ilmu) kita punya, tinggal komitmen untuk menerapkan agar sektor pertanian Indonesia bisa maju. Makanya menjadi petani ini adalah suatu pengabdian, karena selain ketekunan, regenerasi juga dibutuhkan," jelas Iqbal.

Pemuda berusia 27 tahun yang berasal dari Pematang Siantar ini pun mengaku, awalnya dirinya fokus menggarap beberapa jenis komoditas, seperti jagung, ketela pohon, pepaya dan cabai di atas lahan yang tidak begitu luas, yakni hanya sekitar 2 hektare.

Selain padi, jagung merupakan komoditas andalan di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Saat ini di tahun ke-3 diamenggeluti profesi ini, Iqbal telah memperluas lahannya mencapai berkali lipat menjadi sekitar 25 hektare.

Melihat upayanya semakin menunjukkan hasil yang sangat potensial, Iqbal pun mulai melirik potensi lainnya yakni menanam tanaman jenis semangka tanpa biji di atas Tanah Kas Desa (TKD).

Pemilihan komoditas ini didasarkan pada topografi lahan Desa Mayangan, tempat ia bercocok tanam yang dinilai sangat tepat untuk ditanami hortikultura.

"Ini sudah tahun ketiga saya bertani dan Alhamdulillah lahan garapan saat ini sudah sekitar 25 hektare, dari awal hanya 1-2 hektare," kata Iqbal.

Pada momen panen raya semangka dalam Program Makmur Pupuk Kaltim beberapa waktu lalu, ia menjelaskan alasan lain mengapa dirinya memilih semangka sebagai komoditas terbaru yang ditanam di lahan yang dikelolanya.

Hal itu karena buah ini tidak mengenal musim, tidak seperti buah lainnya, tentunya sifat inilah yang membuat semangka memiliki nilai ekonomi yang lebih menjamin.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini