Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang melakukan berbagai aktivitas yang berdampak buruk pada kualitas udara.
Sebanyak 8,9 persen warga Jabodetabek masih mengelola sampahnya dengan cara dibakar serta masih banyak pula yang merokok (32,5 persen) yang diketahui bisa memberikan dampak tak baik bagi kesehatan pernafasan.
Penggunaan produk spray juga masih umum dilakukan warga Jabodetabek.
Meski merasakan dampak buruk dan kondisi udara yang tak nyaman, sebagian masyarakat tetap menganggap kualitas udara saat ini masih baik-baik saja.
Jika diberikan rentang 1-10, responden Jabodetabek memberi nilai 6,59 untuk kualitas udara yang dirasakan saat ini.
Baca juga: Cek Kondisi Filter Udara Agar Motor Lolos Uji Emisi
Menurutnya, hal ini menunjukkan masih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai udara bersih, serta perlu aksi bersama untuk memperbaikinya.
Co-Founder dan Chief Growth Officer NAFAS, Piotr Jakubowski juga mengungkapkan hal senada.
Masih banyak masyarakat salah persepsi tentang kualitas udara bersih.
"Kesalahpahaman masyarakat tentang polusi udara seperti langit biru berarti udara bersih atau area yang penuh dengan pohon itu berarti tidak ada polusi, berakar dari kurangnya kesadaran dan pendidikan tentang kualitas udara,” ujar Piotr Jakubowski.