Selain itu, maskapai milik negara tersebut akan meningkatkan kontribusi pendapatan ancillary melalui product unbundling dan ekspansi produk yang ditawarkan.
Hal itu sebagai strategi utama Garuda untuk mendukung kegiatan operasional perseroan.
Berdasarkan rencana bisnis ke depan, Garuda hanya akan memiliki 140 rute penerbangan di 2022.
Artinya berkurang 97 rute penerbangan dari posisi di 2019 yang memiliki 237 rute penerbangan.
Seiring dengan pengurangan rute penerbangan, perseroan pun memangkas jumlah pesawatnya.
Jika di 2019 beroperasi dengan 202 pesawat maka di 2022 menjadi hanya 134 pesawat, atau berkurang 68 pesawat.
Selain itu, jenis pesawat Garuda juga akan dikurangi dari 13 menjadi hanya tujuh jenis.
Sebab, banyaknya jenis pesawat yang digunakan malah menambah beban keuangan perusahaan karena kompleksnya perawatan yang harus dilakukan.
“Garuda akan mnyesuaikan jumlah pesawat sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jenis dan atau tipe pesawat untuk mensimplifikasi operasional serta mendorong efisiensi biaya,” ungkap Manajemen Garuda. (Tribunnews.com/Hari Darmawan/Kontan.co.id)