Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyampaikan sistem manajemen keselamatan di lingkungan kerja menjadi hal penting untuk keberlangsungan subholding gas sebagai salah satu industri migas.
Apalagi, industri minyak dan gas (migas) memiliki risiko besar, baik dari sisi investasi dan operasional.
"Manajemen keselamatan migas dilaksanakan agar tercipta budaya sadar risiko tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di seluruh wilayah kerja. Sinergi dengan pemerintah juga penting untuk menjaga keselamatan migas, salah satunya dengan Kementerian ESDM,” ujar Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar, Rabu (24/11/2021).
Baca juga: Kejar Target EBT, PGN Konversi Gas untuk Transisi Menuju Energi Terbarukan
Menurutnya, subholding gas menerapkan sistem manajemen HSSE yang berkesinambungan dengan mencanangkan target kinerja zero tolerance.
Diantaranya, zero tolerance terhadap kecelakaan yang menghilangkan hari kerja, zero tolerance terhadap kegagalan operasional atau major property damage, dan zero tolerance terhadap gangguan keamanan terhadap aset.
Baca juga: Penjelasan Pertamina Soal Toilet di SPBU, Ada Tulisan Gratis Tapi Kok Dipungut Rp 2.000
Atas penerapan sistem manajemen keselamatan tersebut, PGN meraih 20 penghargaan keselamatan migas dari Kementerian ESDM atas komitmen terhadap pelaksanaan tata kelola bisnis yang keberlanjutan dan pencapaian pelaksanaan kegiatan lingkungan kerja yang sehat dan selamat.
"Pencapaian ini didapat atas komitmen subholding gas dan bagian dari Pertamina untuk mengutamakan keselamatan kerja dalam menjalankan operasional dan teknis," paparnya.
"Pembangunan infrastruktur dilakukan secara selektif dan memegang prinsip HSSE untuk tetap mencapai zero accicent," sambung Achmad.