Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7 persen hingga 5,5 persen, dari 3,2 persen hingga 4,0 persen pada tahun 2021.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, pertumbuhan tersebut didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat.
Serta dipengaruhi dengan meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi.
Tak Cuma sampai di situ, hal ini didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan.
“Sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun 2021 menjadi modal untuk semakin bangkit dan optimis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2022,” ucap Perry dikutip Jumat, (26/11/2021).
“Penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas massal dari pandemi Covid-19 dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan,” sambungnya.
Baca juga: Penyelesaian Transaksi Hanya 25 Detik Jadi Kelebihan Sistem BI-Fast
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan apresiasi atas sinergi dan komunikasi yang terjalin intens dan baik diantara jajaran otoritas, baik antara BI, OJK, LPS, dan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan.
Hal ini menjadi kunci dalam mengelola dampak varian delta Covid 19 terhadap perekonomian nasional di 2021, sehingga setiap permasalahan kecil dapat terselesaikan.
Perry melanjutkan, respons bauran kebijakan BI yang bersinergi dengan kebijakan ekonomi nasional akan terus mengawal perekonomian pada tahun 2022.
Inflasi rendah dan terkendali pada sasaran 3±1 persen pada tahun 2022, didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian.
Defisit transaksi berjalan rendah, pada kisaran 1,1 hingga 1,9 persen pada 2022. Stabilitas sistem keuangan terjaga, kecukupan modal tinggi, dan likuiditas melimpah.
Baca juga: Analis: Akselerasi Teknologi Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI
Dana Pihak Ketiga dan kredit akan tumbuh 7,0 persen hingga 9,0 persen dan 6,0 persen hingga 8,0 persen pada 2022.
Ekonomi-keuangan digital akan meningkat pesat.
Pada tahun 2022, nilai transaksi e-commerce diprakirakan akan mencapai Rp530 triliun, uang elektronik Rp337 triliun, dan digital banking lebih Rp48 ribu triliun.
“Bauran kebijakan BI pada tahun 2022 akan terus disinergikan dan sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian. Bauran,” pungkas Perry.