TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Selama kurang lebih dua bulan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabare, Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat langka.
Hal itu membuat warga setempat menggelar aksi unjukrasa di depan Kantor Distrik.
Seorang warga Raja Ampat Yakobus Umpes (30) mengatakan, aksi yang dilakukan oleh masyarakat di Kabare Waigeo Utara, merupakan luapan dari kekecewaan mereka.
"Untuk Waigeo Utara, mulai dari Pertalite, Premium hingga minyak tanah, sudah kosong dua bulan ini," kata Yakobus Umpes, dihubungi TribunPapuaBarat.com pada Senin (6/12/2021).
Sebagai anak dari Waigeo Utara, ikut prihatin ketika melihat kondisi masyarakat di sana mengalami kesulitan BBM.
Ia mengatakan, saat ini tiga Distrik di Raja Ampat seperti Wawarbomi, Waigeo Utara, dan Distrik Supnin hanya dilayani oleh satu Agen yang berada di Kabare.
Baca juga: Selama 2 Bulan Terakhir, Masyarakat Raja Ampat Alami Krisis BBM
"Informasi terakhir, untuk di Distrik-distrik ini BBM-nya tidak sampai,"ujarnya.
Kondisi ini membuat masyarakat bertanya kepada pihak Pertamina terkait kekosongan stok BBM selama dua bulan ini.
"Sebagai anak asli Raja Ampat, jujur saya merasa sangat kecewa dengan kondisi yang di alami oleh masyarakat,"katanya.
"Sampai rakyat di Waigeo Utara, gelar aksi dengan membawa alat masak dan jerigen, hingga perempuan berteriak histeris. Artinya kondisinya sudah sangat memprihatikan," ujarnya.
Baca juga: Pasca Erupsi Semeru, Pemerintah Pastikan Stok dan Distribusi BBM dan LPG di Lumajang Aman
Tidur di atas emas tapi sengsara
Tak hanya itu, Umpes menambahkan, sebagai orang Papua dan Raja Ampat, merasa sedih melihat masyarakat berteriak seperti ini.
"Padahal, kita tidur di atas emas, berenang di atas minyak, tapi masyarakat masih menjerit seperti ini," katanya.
"Kami di Raja Ampat punya kekayaan, emas, minyak segala macam hingga alam pun terkenal di mancanegara, namun masih saja berteriak kesulitan BBM," ujarnya.
Artinya, di balik kekayaan alam Raja Ampat, Papua Barat, masyarakatnya masih tertinggal dan belum merasakan keadilan sosial itu sendiri.
Untuk itu, pihaknya ingin melihat respon pemerintah dalam menyikapi kondisi yang sedang dialami masyarakatnya.
Selain itu, Umpes meminta agar pihak terkait pun bisa mengusut para mafia BBM, yang berujung pada aksi di Waigeo Utara.
Imbas Sengketa Lahan
Pertamina Regional Papua Maluku angkat bicara terkait krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) di Distrik Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Pihak pertamina mengatakan persoalan ini dipicu sengketa lahan.
Manager Communication Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku Edi Mangun mengatakan, berawal sengketa lahan itu mengakibatkan terjadinya pemalangan SPBU BBM 1 Harga atas nama CV Putri Waima.
"Pemalangan itu di Kampung Kabare Distrik Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat sehingga, masalah tersebut berujung pada pelarangan pengiriman BBM yang rutin dilakukan oleh oknum, dengan tujuan Distrik Waigeo Utara," kata Mangun, melalui rilis yang diterima TribunPapuaBarat.com, Selasa (7/12/2021).
"Imbasnya pada bergesernya jadwal bongkar muat BBM jenis minyak tanah ke pangkalan resmi agen di Waigeo Utara," tuturnya.
Baca juga: Krisis BBM Selama 2 Bulan di Raja Ampat, Pertamina Sebut Imbas Sengketa Lahan
Mangun menjelaskan, kronologi persoalan dilatar belakangi karena kesalahan komunikasi.
"Alhasil masyarakat melakukan aksi demo di Kantor Distrik Waigeo Utara, karena BBM jenis minyak tanah yang seharusnya didistribusikan menjadi terhambat," kata Mangun.
"Kronologi kejadian yang kami terima, dikarenakan SPBU yang dipalang oleh oknum,"
Ia menjelaskan, untuk saat ini Pertamina telah mengambil langkah untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Raja Ampat.
Sehingga, ada kesepakatan dari semua pihak dengan SPBU dan Transportir, untuk mengirimkan minyak tanah ke pangkalan yang berlokasi di Kabare.
"Saat ini kapal pengangkut BBM minyak tanah sedang berada SPBU Sub Mowar, Distrik Ayau, Raja Ampat,"
Selain itu, ia menuturkan, untuk pembongkaran BBM jenis Pertalite dan Pertamax, dijadwalkan setelah kapal selesai bongkar di SPBU Sub Mowar.
Selanjutnya, pasokan BBM itu akan digeser ke dengan minyak tanah ke Kabare, Waigeo Utara, Raja Ampat.
"Untuk pelayanan BBM jenis Pertalite dan Pertamax, sementara waktu masyarakat dapat membeli di SPBU terdekat dengan Waigeo utara yaitu di Ayau dan Waisai," pungkasnya.
Sebelumnya, Salah satu warga Raja Ampat Yakobus Umpes (30) mengatakan, aksi yang dilakukan oleh masyarakat di Kabare Waigeo Utara, merupakan luapan dari kekecewaan mereka.
"Untuk Waigeo Utara, mulai dari Pertalite, Premium hingga minyak tanah, sudah kosong dua bulan ini," ujar Umpes, saat dihubungi TribunPapuaBarat.com, Senin (6/12/2021).
Sebagai anak dari Waigeo Utara, ikut prihatin ketika melihat kondisi masyarakat di sana mengalami kesulitan BBM.
Ia menuturkan, saat ini tiga Distrik di Raja Ampat seperti Wawarbomi, Waigeo Utara, dan Distrik Supnin hanya dilayani oleh satu Agen yang berada di Kabare.
"Informasi terakhir, untuk di Distrik-distrik ini BBM-nya tidak sampai," tuturnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Pertamina Punya Tanggung Jawab Besar Dalam Target Net Zero Emissions Indonesia
Hal tersebut yang menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat di wilayah tersebut, terkait dengan kekosongan stok BBM selama dua bulan ini.
"Sebagai anak asli Raja Ampat, jujur saya merasa sangat kecewa dengan kondisi yang di alami oleh masyarakat," kata Umpes.
"Sampai rakyat di Waigeo Utara, gelar aksi dengan membawa alat masak dan jerigen, hingga perempuan berteriak histeris. Artinya kondisinya sudah sangat memprihatikan," ucapnya.
Pertamina Gelar Operasi Pasar
Untuk memastikan pelayanan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah dipasaran hingga ketangan konsumen, PT Pertamina (Persero) menggelar operasi pasar di Kabupaten Mimika selama 5 hari, dimulai pada 6 hingga 11 Desember 2021.
Area Manager Communication Relation and CSR Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial and Trading Regional Papua Maluku Edi Mangun menjelaskan, operasi pasar dilakukan oleh Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku-Jobber Timika bekerja sama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika.
Adapun sasaran subsidi minyak tanah adalah untuk warga konsumen pengguna minyak tanah di Timika.
Agenda operasi pasar merupakan agenda rutin tahunan menjelang hari besar keagamaan, seperti Natal dan Tahun baru.
"Kami dari Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku-Jobber Timika mulai hari ini, Senin (6/12/2021) kemarin hingga (11/12/2021)," kata Egi kepada Tribun-Papua.com melalui WhatsApp.
Ia menjelaskan, untuk operasi pasar kali ini, minyak yang dialokasikan dalam operasi pasar sebanyak 120 KL.
"Kami bersama Disperindag telah menetapkan titik-titik operasi pasar agar masyarakat konsumen minyak tanah dapat langsung menjangkau operasi pasar tersebut," ungkapnya.
Baca juga: Erupsi Semeru, Pertamina Salurkan Bahan Makanan hingga Alkes
Ia berkata, titik-titik lokasi operasi pasar sebagai teknis penentuan yang ditetapkan dari Disperidag ada di 24 tersebar di 6 Distrik kabupaten Mimika seperti Gereja Tiga Raja, Solafide dan Gereja Marthen Luther.
Edi Mangun menghimbau kepada pihak kepolisian dan Disperindag dapat melakukan pengawasan dan penindakan secara tegas kepada pihak-pihak yang dengan sengaja melakukan penimbunan terhadap BBM subsidi.
"Bagi Pertamina jika ditemukan keterlibatan lembaga penyalur yang ikut bermain mata dengan siapa saja untuk menimbun dan menjual minyak tanah dengan harga diluar harga resmi, maka kami akan menindak dengan tegas bila perlu hingga pada Pemutusan Hubungan Usaha (PHU)," tegas Edi Mangun.
Polres Mimika Bentuk Tim Awasi Penimbunan BBM
Kepolisian resor Mimika akan membentuk tim, guna melakukan pemantauan stok BBM.
Hal itu diungkapkan Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata, saat diwawancarai, Senin (6/12/2021) siang.
Kata dia tim tersebut nantinya akan melakukan pengawasan di lapangan terkait dengan kelangkaan BBM di Timika.
“Tim ini untuk memastikan apakah memang kelangkaan itu karena teknis atau ada oknum-oknum yang bermain,” ucapnya.
Ia pun dengan tegas akan menindak oknum yang ingin mencari keuntungan dengan cara menimbun BBM.
“Kalau ditemukan ada oknum bermain bbm selama natal dan tahun baru, kami akan tindas,” tegasnya.
Dirinya pun menghimbau kepada warga Timika jika mengetahui dan mendengar informasi adanya penimbunan bbm segera melaporkan kepadad pihak berwajib.
"Saya mohon kerja sama masyarakat,” terangnya. (TribunPapua.com/Tribunnews.com)