Tercatat, 1 kwh listrik seharga Rp 1.444,7 bisa menempuh 10 km, di mana jika menggunakan BBM maka dibutuhkan 1 liter bensin dengan harga Rp 9.000.
"Ini jauh lebih hemat bagi masyarakat. Juga di satu sisi, langkah ini juga akan berdampak pada neraca perdagangan kita dengan mengurangi beban impor minyak mentah," ujar Darmawan.
Kedua, PLN juga semakin fokus menggiatkan program electriying agriculture dengan menyasar para petani dan petambak.
Dengan program ini, PLN menggantikan alat operasional pertanian dan petambak ikan yang tadinya berbasis diesel menjadi berbasis listrik.
"Petani dan petambak jadi lebih hemat dan peralatan jauh lebih tidak bising dan bisa meningkatkan produktivitas petani dan petambak," ujar Darmawan.
Ketiga, PLN menyasar captive market, karena selama ini masih banyak industri yang menggunakan pembangkit listrik sendiri.
Sehingga, PLN menawarkan untuk industri beralih ke listrik PLN agar lebih efisien dalam sisi operasional.
"Dengan menyerahkan pasokan listrik ke PLN, industri bisa lebih fokus dalam mengoptimalkan produksi dan utilitasnya," kata Darmawan.
"Kami mohon dukungan, bimbingan, masukan, kerja sama, dan kolaborasi, sehingga kehadiran PLN makin memberikan manfaat dan kebaikan bagi negeri," sambungnya.