News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Transisi Energi, Perusahaan Migas Kejar Target Produksi Sekaligus Tekan Emisi Karbon

Penulis: Sanusi
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fabby Tumiwa

“Metana punya Global Warming Potential sebesar 20x dari CO2. Jadi mengurangi gas metana, dari sudut pandang pengendalian emisi GRK sebenarnya lebih cost effective,” ungkap Fabby.

Fabby menjelaskan, Carbon Capture Utilization, Storage (CCUS) dikombinasi dengan EOR bisa dipakai untuk meningkatkan produksi migas. Hanya saja investasi CCUS itu cukup mahal, setara dengan US$100-120/ton CO2. “Jadi kalau mau diberikan insentif bisa saja,” ujar Fabby.

Vorwata Enhanced Gas Recovery (EGR) CCUS di Papua ini akan menjadi proyek pertama di Indonesia.

Melalui proyek ini, gas CO2 yang diproduksi akan dinjeksikan kembali ke dalam reservoir Vorwata untuk membantu meningkatkan produksi gas.

Nader Zaki, President BP Indonesia menyatakan secara total, jumlah CO2 yang diinjeksikan akan mencapai 25 juta ton pada tahun 2035 dan 33 juta ton pada 2045.

Dari sisi produksi gas, proyek ini berpotensi meningkatkan produksi gas sebesar 300 milyar kaki kubik (BCF) pada tahun 2035 atau mencapai 520 BCF pada tahun 2045.

Menurutnya saat proyek itu mulai beroperasi di tahun 2026 atau 2027, Kilang LNG Tangguh akan menjadi salah satu kilang LNG dengan tingkat emisi karbon terendah di dunia.

 "Dengan melakukan hal ini, kita akan meningkatkan produksi sekaligus mengurangi emisi karbon," ujar Nader.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), disela The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 (IOG 2021), di Bali beberapa waktu lalu mengungkapkan tengah menyusun roadmap untuk pengelolaan lingkungan industri hulu migas di masa depan. 

SKK Migas melakukan bench marking dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya untuk melihat potensi strategi untuk mencapai target-target tersebut.

“Kami melakukan kajian melalui bench marking potensi kegiatan dan strategi yang akan dilakukan. Hasil bench marking akan digunakan untuk menyusun roadmap, sehingga dapat diketahui prioritas utama strategi untuk penurunan emisi karbon dalam rangka peningkatan produksi migas,” kata Dwi.

Dia menargetkan dalam kurun waktu paling tidak empat bulan ke depan, roadmap bisa rampung sehingga berbagai perencanaan bisa diimplementasikan.

Penghijauan jadi salah satu andalan perusahaan manapun untuk menekan emisi karbon serta sebagai kewajiban yang sudah tertuang dalam regulasi saat pemanfaatan lahan untuk berbagai kegiatan produksi dan pengolahan sumber daya alam. 

Berdasarkan data SKK Migas untuk tahun ini saja program penghijauan yang wajib dilakukan oleh KKKS dan sudah disepakati bersama dalam Work Plan and Budget (WPN&B) mencapai 6,9  juta pohon dengan total lahan seluas 14,1 ribu haktar (ha). Jumlah tersebut diproyeksi bisa menyerap CO2 mencapai 87,1 ribu ton per tahun.

Salah satu program, yaitu program penghijauan, telah masuk ke dalam Key Performance Indicator (KPI) SKK Migas.

“Sejak tahun 2021, kami sudah memasukkan program penghijauan ke dalam KPI SKK Migas, untuk memastikan realisasi proyek di lapangan,” kata Dwi. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini