TRIBUNNNEWS.COM - Penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga mulai diterapkan setelah empat lembaga penyalur BBM satu harga diresmikan oleh Komite BPH Migas di Sulawesi Utara. Peresmian empat lembaga penyalur BBM satu harga dilakukan di terminal BBM Bitung, Sulawesi Utara, Selasa (14/12/2021).
Program pemerintah tersebut mulai menjangkau sejumlah daerah terpencil di Sulawesi Utara. Dengan kata lain, akan lebih banyak warga yang dapat menikmati harga BBM subsidi sesuai harga eceran tertinggi yang diterapkan pemerintah. Daerah tersebut di antaranya Kepulauan Siau, Tagulandang dan Biaro.
Sebagai informasi, di ketiga daerah tersebut, harga jual BBM mencapai tiga kali lipat dari harga eceran tertinggi pemerintah.
Saleh Abdurahman, Komite BPH Migas, berharap program BBM satu harga dapat bermanfaat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi warga di daerah terpencil.
“Sulawesi utara salah satu daerah yang dipilih Komite BPH Migas yang tahun ini untuk diresmikan, karena memang pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara sangat baik, diharapkan dengan adanya BBM satu harga akan semakin meningkatkan ekonomi daerah,“ kata Saleh di terminal BBM Bitung, di Maesa, kota Bitung, Selasa (14/12/2021).
Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara mengapresiasi langkah pemerataan harga BBM demi kesejahteraan masyarakat. Di sisi lain, Pemprov Sulut tetap berharap agar kuota BBM subsidi di wilayah Sulawesi Utara ada penambahan, sehingga jelang Nataru, Sulut tidak mengalami kelangkaan BBM.
“Diresmikannya lembaga penyalur BBM satu harga, membuktikan negara hadir kepada masyarakat membangun di daerah terluar, terdepan, terpencil. Sekarang bbm jadi mudah, murah dan selalu tersedia. Kami meminta bbm ditambah lagi,“ ungkap Praseno Hadi, Asisten II Pemprov Sulawesi Utara, pada kesempatan yang sama.
Sebagai informasi, akan disalurkan dua jenis BBM melalui program BBM satu harga. Harga BBM subsidi jenis Pertalite sesuai HET di Sulawesi Utara adalah Rp 7.850 per liter. Sementara dexlite Rp 9.700 per liter. (*)