Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) memberikan rapot merah kepada pemerintah terkait kenaikan harga pangan menjelang pergantian tahun 2021-2022.
Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan tiga komoditas yaitu cabai rawit merah, minyak goreng, dan telur mengalami kenaikan yang tidak wajar dan baru pertama kali ini terjadi.
Baca juga: Pengusaha Warteg Siap Naik Harga Jika Cabai Telur dan Minyak Goreng Tetap Mahal
"Kami berharap agar kita bersama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat atau konsumen tidak kesulitan mendapatkan pangan," kata Reynaldi dikutip Kamis (30/12/2021).
Ia menjelaskan kenaikan komoditas tersebut mengagetkan masyarakat khususnya emak-emak ini membuat kita semua menjadi cukup sulit menghadapi perpindahan tahun ini.
"Kami tidak menduga bahwa kenaikan harga pangan yang relatif panjang dan tinggi ini terjadi di akhir tahun 2021," tukasnya.
Baca juga: Harga Minyak Goreng hingga Telur Melonjak Drastis, Pedagang Pasar Menjerit dan Anggap Tidak Wajar
Menurut dia, kenaikan harga cabai rawit merah diakibatkan cuaca dan karena permintaan tinggi supply dan demand tidak seimbang.
"Kami berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa di perbanyak dan bisa di selesaikan persoalan ini," kata Reynaldi lagi.
Untuk minyak goreng mengalami kenaikan yang cukup fantastis disebabkan CPO dunia tinggi maka harga minyak goreng curah dan kemasan cukup tinggi.
Sementara telur yang biasanya 23 ribu - 24 ribu hari ini tembus di angka 30ribu per kilogram.
"Ini adalah pencapaian yang menurut kami buruk dan kami berharap agar harga telur bisa diantisipasi dengan strategi design telur dan ayam yang baik ke depan," pungkasnya.