News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Terpengaruh Covid, Konglomerat Ini Himpun Dana Segar dari IPO di Bursa

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia

Dalam catatat Bursa Efek Indonesia (BEI), total nilai emisi IPO di BEI sepanjang tahun ini mencapai Rp 62,61 triliun.

Angka tersebut melesat 1.071% dibanding keseluruhan nilai emisi 2020 yang hanya sekitar Rp 5,58 triliun.

Jumlah perusahaan yang melaksanakan IPO pada tahun 2021 adalah sebanyak 54 emiten, naik dari 2020 yang sebanyak 51 perusahaan.

Hal ini membuat Indonesia menempati posisi pertama dibanding negara di kawasan Asia Tenggara lainnya dalam jumlah perusahaan tercatat baru terbanyak.

Indonesia lebih unggul dari Thailand yang mencatatkan emiten baru sebanyak 38 perusahaan, Malaysia 29 perusahaan, Singapura 8 perusahaan, dan Filipina 5 perusahaan.

Dengan penambahan ini, total perusahaan yang tercatat di BEI per akhir Desember 2021 mencapai 766 emiten.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, emisi IPO 2021 yang mencapai Rp 62,61 triliun merupakan nilai penggalangan dana tertinggi sepanjang sejarah BEI.

Ia berharap, tren kenaikan pencatatan ini dapat berlanjut pada taun 2022.

Apalagi, saat ini, BEI masih mengantongi 26 calon perusahaan tercatat dalam pipeline IPO yang sebagian masih dalam proses penawaran umum.

"Di hari perdagangan terakhir ini, ada lagi calon emiten yang menyatakan ingin IPO cukup besar di 2022.

Saya tidak bisa menyebutkan nama perusahaannya tapi diharapkan dapat membuat antusiasme di 2022 lebih baik dari 2021," kata Inarno dalam acara konferensi pers BEI secara virtual, Kamis (30/12).

Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna menambahkan, ke depannya, BEI akan terus mendorong semua sektor untuk menjadi perusahaan terbuka.

"Dari sisi sektor, kami mengakomodasi semua sektor untuk dapat tercatat.

Akan tetapi, bercermin pada tahun 2021, selain consumer good dan keuangan, preferensi investor ke depan lebih kepada sektor teknologi, infrastruktur, dan basic material," tutur Nyoman.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini