TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan produksi Blok Rokan yang menyumbang hampir 25 persen produksi minyak nasional, kembali menuai apresiasi.
Menurut Head of Research Data Indonesia Herry Gunawan, capaian tersebut menunjukkan kemampuan Pertamina yang tak kalah dari pengelola sebelumnya.
“Pencapaian itu perlu diapresiasi. Menunjukkan bahwa kemampuan Pertamina, termasuk dari aspek strategi produksi, tidak kalah dari pendahulunya di Blok rokan, yaitu Chevron. Strategi ekspansi dan pemulihan sumur yang dilakukan sudah menunjukan hasil yang baik,” kata Herry kepada media hari ini (25/1/2022).
Baca juga: Wujudkan Kemandirian Energi Indonesia, Pertamina Siap Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME
Menurut Herry, keberhasilan Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tersebut, memberikan harapan besar bagi perekonomian nasional. Terutama untuk terus memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.
“Pencapaian Pertamina di Blok Rokan tersebut menjadi sangat penting di tengah defisit minyak saat ini. Capaian Pertamina, bisa menurunkan beban stabilitas neraca perdagangan,” kata dia.
Selain itu, lanjutnya, pencapaian tersebut juga akan memberikan keuntungan bagi negara khususnya penerimaan pajak, bagi hasil, dan penurunan beban stabilitas neraca perdagangan.
Tak kalah penting, imbuhnya, bahwa produksi minyak di Blok Rokan berperan sangat penting dalam meraih target 1 juta barel per hari (BOPD) pada 2030.
Baca juga: SP Pertamina Diminta Tak Mengulangi Aksi yang Bisa Merugikan Kepentingan Masyarakat
Herry menyebut, kinerja positif tersebut memang memberikan banyak keuntungan.
Tidak hanya terhadap perekonomian nasional, tetapi juga memperkuat korporasi Pertamina dan berdampak juga kepada penyerapan tenaga kerja.
“Itu sebabnya, upaya strategis yang dilakukan Pertamina di salah satu blok minyak terbesar di Indonesia tersebut, perlu mendapat dukungan,” tutur Herry.
Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti juga mengapresiasi capaian Pertamina di Blok Rokan.
Menurut Dyah, sumbangan produksi Blok Rokan yang sekitar 25 persen, berperan sangat penting dalam meraih target 1 juta barel per hari (BOPD).
Dyah juga berharap, prestasi Pertamina tersebut dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan minyak dan gas lainnya di Indonesia. (*)