Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo menghentikan satu per satu ekspor bahan mentah apapun risikonya.
Hal itu disampaikan saat elepasan ekspor perdana 2022 smelter grade alumina produksi PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bintan Kepulauan Riau.
"Dengan risiko apapun, satu per satu (ekspor bahan mentah) akan saya stop," kata Jokowi dalam pernyataannya, Rabu (26/1/2022).
Baca juga: Jokowi: Ekspor Bahan Mentah Sudah Dilakukan Sejak Zaman VOC, Yang Menikmati Yang Punya Industri
Jokowi tidak menghiraukan negara yang akan menggugat Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"(Ekspor) bijih nikel stop, kita digugat WTO, silakan gugat. Nanti stop ekspor bauksit, stop, mesti ada gugatan, silakan gugat. Enggak apa-apa, kita hadapi," imbuhnya.
Presiden punya cukup alasan pemerintah memilih menghentikan ekspor sejumlah bahan mentah ke luar negeri tersebut.
Baca juga: Komitmen Jokowi Hentikan Ekspor Bahan Mentah: Dengan Risiko Apapun, Satu per Satu Akan Saya Stop
Menurutnya, jika tidak segera dihentikan Indonesia akan menjadi negara pengekspor bahan mentah, di mana hal itu sudah terjadi sejak zaman VOC.
"Kalau enggak, sejak zaman VOC sampai kapanpun, kita akan menjadi pengekspor bahan mentah, bahan mentah, enggak rampung-rampung,” ujarnya.
“Pala, coklat semuanya. Rempah-rempah semuanya. Yang menikmati yang punya nilai tambah, yang menikmati yang punya industri,” tambahnya.
Ia kembali menyampaikan yang paling penting dari hilirisasi industri adalah tidak lagi mengekspor bahan mentah.
Jokowi ingin Indonesia mulai segera mengekspor barang-barang jadi atau setengah jadi.
“Kemarin saya baru saja dari Muara Enim, untuk meletakkan batu pertama pembangunan industuri DME. Ini juga sama kita ekspor bahan mentah batu bara, mentahan terus. Padahal yang namanya batu bara itu bisa menjadi metanol, bisa menjadi DME,” katanya.
Baca juga: Indonesia Bersiap Ekspor Mobil ke Australia di Kuartal I 2022
Larangan Ekspor Tepat