News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tamaris Hidro Terbitkan Surat Utang Rp 750 Miliar untuk Biayai Pengembangan EBT

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan holding investasi bidang energi PT Tamaris Hidro akan menerbitkan surat utang atau obligasi sebesar Rp 750 miliar untuk mendukung pengembangan energi baru terbarukan (EBT). 

Obligasi tersebut terbagi menjadi tiga seri yaitu Seri A memiliki tenor tiga tahun dengan indikasi kupon 5,35 persen hingga 5,5 persen dan nominal Rp200 miliar. 

Kemudian, Seri B bertenor lima tahun dengan indikasi kupon 6,25 persen hingga 6,75 persen dan nominal Rp250 miliar, dan Seri C tenor tujuh tahun dengan indikasi kupon 7 persen hingga 7,75 persen dan nominal Rp300 miliar.

"Dana dari hasil Penawaran Umum Obligasi Tamaris Hydro I Tahun 2022, setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan untuk pelunasan sebagian fasilitas kredit sindikasi perseroan dan entitas anak," kata Direktur PT Tamaris Hidro Rachmat Saptaman secara virtual, Kamis (28/1/2022).

Sebagai portofolio investasi, kata Rachmat, obligasi tersebut relatif aman karena memiliki dua dukungan kuat.

Pertama, penerbitan obligasi akan didukung Fasilitas Pembiayaan Pendukung Obligasi (CEF) dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dengan jumlah fasilitas standby maksimal Rp750 miliar. 

Baca juga: Kadin Akan Tawarkan Investor Berinvestasi EBT di NTT

"Dana tersebut dapat digunakan untuk pemenuhan dana cadangan pembayaran bunga dan atau dana cadangan pelunasan pokok obligasi," papar Rachmat.

Kedua, obligasi ini pun didukung dengan sinking fund, yaitu dana cadangan untuk pembayaran bunga obligasi yang harus tersedia sebesar tiga bulan pembayaran bunga untuk masing‐masing seri.

Baca juga: Kementerian ESDM Klaim TKDN di Proyek EBTKE Lampaui Target

"Dana tersebut harus tersedia paling lambat 20 hari kerja setelah emisi," ucapnya. 

Selain itu, juga mencakup dana cadangan pelunasan pokok obligasi yang harus tersedia sejak 12 bulan hingga tiga bulan, sebelum tanggal pelunasan pokok masing‐masing seri obligasi, bertahap dari 3 persen hingga 100 persen.

Saat ini perseroan terlibat dalam program penambahan kapasitas listrik melalui 10 entitas anak yang bergerak dalam pengembangan energi mini hidro yaitu bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) yang tersebar di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini