TRIBUNNEWS.COM - Minyak goreng satu harga yang dibanderol Rp 14 ribu per liter mulai langka.
Hal ini pun dikeluhkan oleh masyarakat di beberapa daerah yang terdampak.
Contohnya adalah di Kabupaten Muarojambi, Jambi.
Dikutip dari Tribun Muarojambi, dalam seminggu terakhir persediaan minyak goreng terjadi kelangkaan.
Kelangkaan ini terjadi di sejumlah swalayan di Kelurahan Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi.
Baca juga: Mulai 1 Februari 2022, Harga Minyak Goreng Curah Rp 11.500 per Liter
Baca juga: Usulannnya soal DMO Minyak Goreng Dijalankan Pemerintah, Nusron: Bukti Bahwa Negara Hadir
Hal ini buntut dari tingginya animo masyarakat membeli di tengah subsidi yang diberikan pemerintah dengan harga Rp 14 ribu.
Menanggapi kelangkaan, Dinas Koperindag Kabupaten Muarojambi belum menjadwalkan melakukan inspeksi mendadak (sidak).
Kabid Perdagangan Diskoperindag Muarojambi, Samsul Bahri mengungkapkan akan mempelajari terlebih dahulu.
"Kita mempelajari dulu soal soal sidak ini, jadwalnya pun belum ada sehingga apabila dilakukan sidak ini kita juga tidak terlalu formil."
"Palingan cek dan diskusi saja dengan pihak swalayan apa sebab kelangkaan itu," ujar Samsul, Kamis (27/1/2022).
Hal sama juga terjadi di Kota Denpasar.
Kelangkaan terjadi bahkan tidak hanya di toko retail tetapi juga di berbagai pasar tradisional di Kota Denpasar.
Akibatnya para ibu rumah tangga (IRT) mengeluhkan kelangkaan minyak goreng yang menjadi salah satu kebutuhan sehari-hari.
Dikutip dari Tribun Bali, salah satu IRT bernama Novi mengaku kewalahan mencari stok minyak goreng di pasar tradisional, toko retail berjaring, maupun pasar di Kota Denpasar.