TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) optimistis kinerja akan terangkat.
Hal ini seiring dengan mulai meredanya pandemi dan terangkatnya perekonomian nasional.
Bank BCA menargetkan pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai 6%-8%.
Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiatmadja sengaja memasang target konservatif karena ada beberapa faktor yang mesti dipertimbangkan untuk penyaluran kredit tahun ini.
Baca juga: Kolaborasi BCA dan Cisco Indonesia Perkuat Keamanan Layanan Digital Perbankan
"Jangan terlalu agresif karena banyak faktor perkreditan seperti mobilitas masyarakat yang diharapkan bisa kembali normal, suku bunga, likuiditas yang ada, bagaimana NPL, bagaimana LAR terkendali atau tidak," kata Jahja, dalam paparan kinerja 2021, Kamis (27/1/2022).
Jika itu semua terkendali, Jahja yakin penyaluran kredit Bank BCA bisa melebihi target.
Terlebih, fundamental ekonomi cukup bagus, suku bunga naik tidak terlalu tinggi, NPL bisa dikendalikan dan LAR menurun.
Baca juga: Sepanjang 2021, BNI Kantongi Keuntungan Rp 10,89 Triliun
Untuk mencapai target tersebut, beberapa strategi telah dipersiapkan Bank BCA.
Pertama, mempertahankan sistem pembayaran yang andal dan terpercaya. Misalnya, nasabah bisa menghubungi Halo BCA jika ada masalah.
Kedua, menyediakan beragam produk kredit, khususnya bagi segmen korporasi potensial seperti infrastruktur, komoditas dan telekomunikasi.
Untuk kredit konsumen, menyasar segmen kredit menengah (SMI) dan komersil yang memiliki prospek bagus.
"Kalau kita lihat sekarang di komersial, ada peningkatan plafon kredit namun penggunaannya belum maksimal.
Jadi, kami akan maksimalkan penggunaannya lebih kenceng," terangnya.
Baca juga: BTN: Perguruan Tinggi Harus Terlibat dalam Pengembangan Ekosistem Perumahan
Menurut Jahja, perkembangan kredit komersial belum maksimal karena mobilitas masyarakat masih terbatas dan industri perdagangan belum sepenuhnya pulih seperti sebelum Covid-19.