TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tahun 2021 lalu memang menjadi tahunnya emiten bank digital.
Bank-bank dengan konsep terbaru yang melantai di bursa ini kinerjanya langsung mengilap dengan harga saham yang melambung.
Bahkan, harga sejumlah saham bank digital dinilai sudah terlalu mahal, dengan nilai price to book value (PBV) yang telah mencapai double digit.
Investor kawakan Lo Kheng Hong turut menyoroti fenomena tersebut. Menurut dia, harga sejumlah bank digital saat ini sudah tidak masuk akal.
Baca juga: Investasi Reksa Dana Berbasis Saham Luar Negeri, Berapa Setoran Awalnya?
"Sekarang banyak sekali bank-bank digital, harga yang saya lihat valuasinya sampai price to book 50 kali. Padahal asetnya di bawah Rp 10 triliun," kata dia, dalam diskusi virtual yang digelar BCA, dikutip Rabu (9/2/2022).
"Itu bagi saya sangat mengerikan. Saya pasti enggak berani sentuh seperti itu," ujarnya.
Pria yang dijuluki Warren Buffett Indonesia ini mengakui, dirinya enggan berinvestasi pada sektor digital. Bahkan, bank digital tidak menjadi sektor yang dipilih oleh Lo Kheng dalam portofolionya.
Baca juga: IHSG Berseri, Naik 0,40 persen ke 6.810, Investor Asing Jaring Saham BCA, Bank Mandiri dan Telkom
"Di portofolio saya tidak ada sama sekali perusahaan digital. Sangat mengerikan bagi saya sebagai seorang value investor," katanya.
Menurut dia, bank konvensional dengan kinerja positif dan aset lebih besar menjadi lebih menarik. Apalagi, saat ini masih terdapat emiten bank konvensional dengan PBV di bawah 1 kali.
Dengan melihat hal tersebut, Lo Kheng menilai, emiten bank digital harga selangit menjadi tidak masuk akal.
Ia pun mengibaratkan hal tersebut seperti Bajaj yang dijual dengan harga Mercedes Benz atau Mercy.
Baca juga: IHSG Perkasa Pada Pembukaan Hari Selasa, Saham Bank-bank BUMN Diburu Investor Asing
"Enggak masuk akal buat saya. Jadi saya hanya membeli Mercy harga Avanza. Bukan Bajaj dijual harga Mercy," ucap dia.
Mulai Menurun
Saham-saham bank digital mulai memasuki masa suram di tahun 2022. Sepanjang bulan Januari ini, sebagian besar saham bank digital mengalami penurunan yang cukup signifikan.