News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Melambung, Komisi IV Tagih Janji Mentan Bisa Kendalikan Kedelai

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perajin memproduksi tempe di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR Johan Rosihan menagih janji Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang pernah berucap bisa mengendalikan persoalan kedelai.

"Saya ingat janji pak Menteri tahun kemarin, ketika Januari atau Februari Presiden Jokowi ingin diselesaikan persoalan kedelai. Kemudian Pak Menteri dengan lantangnya berjanji dihadapan Komisi IV, menyelesaikan persoalan kedelai dua kali masa tanam," kata Johan saat rapat dengan Menteri Pertanian di Komisi IV DPR, Jakarta, Senin (14/2/2022).

Namun, kata Johan, nyatanya produksi kedelai di dalam negeri jauh dari harapan, dan harganya saat ini pun naik karena kebutuhan nasional masih dipenuhi impor.

Baca juga: Bamsoet: Kelangkaan Minyak Goreng dan Kedelai Jangan Berlarut-larut

"Ketika tadi melihat target produksinya (tahun ini), dibuat gagah pake juta, sebanyak 0,2 juta. Ini sama dengan 200 ribu, kebutuhan nasional itu 2 sampai 3 juta ton tapi target produksinya hanya 200 ribu," papar politikus PKS itu.

Menurutnya, harga kedelai akan terus mengalami kenaikan seiring negara pengeskpor kedelai yakni Brazil dan Amerika Serikat tidak mencapai target produksinya.

"Brazil itu tidak bisa memenuhi target produksinya dari 450 juta, hanya 125 juta terpenuhi. Demikian juga Amerika, tidak bisa memenuhi targetnya," ucapnya.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Usaha Tahu Abdul Rakhim di Makassar Tetap Beroperasi

Sebelumnya, Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) menyebut kenaikan harga kedelai telah membuat ribuan pengrajin usaha tempe-tahu di berbagai daerah berhenti produksi.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifudin mengatakan, harga kedelai pada tahun lalu sebesar Rp 7 ribu per kilo gram dan kemudian naik menjadi Rp 9 ribu per kilo gram, di mana saat ini sudah Rp 11 ribu per kilo gram.

"Harga Rp 9 ribu pada tahun lalu, itu kami tidak tahan. Akhirnya kami demo tidak produksi tiga hari di Desember, makanya awal Januari tidak ada tempe - tahu," kata Aip.

Melihat kondisi kenaikan harga kedelai yang sudah mencapai Rp 11 ribu per kilo gram, kata Aip, membuat produsen tempe-tahu sekala kecil dengan produksi 20 kilo gram menjadi berhenti beroperasi.

"Mungkin ada 10 persen hingga 20 persen dari jumlah 160 ribu pengrajin tempe tahu yang ada di berbagai wilayah tidak produksi," kata Aip.

Oleh sebab itu, Aip pun berharap kepada pemerintah bisa meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri, agar harganya tidak tergantung dunia karena saat ini 90 persen kebutuhan kedelai dipenuhi dari impor.

"Kalau tidak mampu memenuhi seluruhnya (kebutuhan dalam negeri), paling tidak ada pengaturan harga kedelai. Jangan naik seperti sekarang ini, naikknya setiap hari, sehari (turun), dua hari naik lagi. Ini harga kedelai bisa Rp 12 ribu sampai Rp 15 ribu nantinya," tuturnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini