"Karena para pedagang tidak mungkin menaikan harga, paling mengecilkan ukuran, bisa saja tempe seukuran ATM dan lainnya," ujar Mukroni saat dihubungi, Kamis (17/2/2022).
Baca juga: Kedelai Mahal dan Langka, LaNyalla Minta Pemerintah Respon Cepat
Mukroni mengatakan, pedagang Warteg tengah terpukul. Ditambah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), serta harga minyak goreng yang belum merata di pasaran.
"Harga minyak belum merata, Masih ada yang jual mahal," tutur Mukroni.
Ia meminta kepada pemerintah agar menjaga stabilitas harga di tengah terhimpitnya perputaran ekonomi para pedagang.
"Dengan daya beli masyarakat yang belum pulih, pemerintah terus membantu UMKM untuk terus menstabilkan harga," imbuh Mukroni.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan harga tahu dan tempe akan naik beberapa bulan ke depan.
Imbas dari penurunan jumlah produksi kedelai di negara penghasil, kekurangan tenaga kerja, kenaikan biaya sewa lahan, dan inflasi 7 persen di Amerika Serikat.