News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BI Prediksi Februari Deflasi 0,05 persen, Migor hingga Cabai Rawit Jadi Penyumbang Utama

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu keempat Februari 2022, perkembangan harga pada Februari 2022 masih relatif terkendali.

Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,05 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama deflasi bulan ini ditempati oleh komoditas telur ayam ras, kemudian disusul oleh minyak goreng.

Baca juga: Data BPS: Upah Buruh Bangunan dan Buruh Tani Naik Tipis di Januari

“Penyumbang utama deflasi yaitu komoditas telur ayam ras (-0,12 persen, mtm), minyak goreng (-0,11 persen, mtm), daging ayam ras (-0,10 persen, mtm), cabai rawit (-0,05 persen, mtm), serta jeruk dan angkutan udara masing-masing menyumbang sebesar -0,01 persen (mtm)," jelas Erwin dalam keterangannya, dikutip Minggu (26/2/2022).

Baca juga: BI Prediksi Februari Berpotensi Deflasi 0,10 Persen, Dua Komoditas Ini Jadi Penyumbang Utama

Dalam survei ini, Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami inflasi.

Komoditas tersebut yaitu bawang merah sebesar 0,06 persen (mtm), tomat dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta beras, daging sapi, tempe, cabai merah, emas perhiasan, dan rokok kretek filter yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).

Dengan adanya survei pemantauan harga, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” pungkas Erwin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini