Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Serangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina tak hanya ditujukan untuk meruntuhkan pertahanan militer negara pimpinan Volodymyr Zelensky, namun juga dimaksudkan untuk mengguncang perekonomian masyarakat Ukraina.
Mengantisipasi adanya inflasi akibat serangan yang akan dialami Ukraina, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) berencana memberikan suntikan dana untuk membantu Ukraina memulihkan kondisi ekonomi negaranya.
Baca juga: Uni Afrika Sesalkan Tindakan Rasisme di Perbatasan Ukraina
"Kami mendukung rakyat Ukraina melalui perkembangan yang mengerikan ini. Perang juga menciptakan dampak yang signifikan ke negara lain." Ujar Kepala IMF Kristalina Georgieva serta Presiden Bank Dunia David Malpass.
Melalui pengumumannya pada Selasa (1/3/2022) yang dikutip dari laman The Advocate, Georgieva dan Malpass menyatakan diambilnya keputusan ini sejalan dengan adanya peningkatan pada sebagian harga komoditas.
Baca juga: Hari Ketujuh Invasi Rusia ke Ukraina: Kyiv Digempur Rudal Hingga Joe Biden Serang Putin Lewat Pidato
Sementara pendapatan Ukraina sendiri tengah menurun. Jika hal ini tak kunjung ditanggulangani maka bukan tidak mungkin jika nantinya Ukraina berisiko terkena inflasi.
Kenaiknya sejumlah komoditi pokok diprediksi bisa terjadi, karena adanya imbas dari Sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan Eropa pada Rusia.
Hal inilah yang membuat Dewan IMF mempertimbangkan permintaan Ukraina untuk memberikan bantuan pembiayaan darurat melalui Instrumen Pembiayaan Cepat.
Rencananya pada minggu ini IMF akan menggelontorkan dana sebesar 350 juta dolar AS, dan beberapa hari kemudian dana tersebut akan ditambah 200 juta untuk digunakan dalam program sektor kesehatan dan pendidikan.
Tak hanya itu, bahkan IMF juga menjanjikan suntikan dana tambahan yang akan cair sebelum akhir Juni tahun ini sebanyak 2,2 miliar dolar AS.
Dengan adanya dukungan dana tersebut, IMF berharap pihaknya dapat membantu memulihkan roda perekonomian Ukraina ditengah panasnya suasana invasi.