Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Invasi Rusia yang semakin masif ke pertahanan militer Ukraina membuat lebih banyak lagi perusahan internasional yang ikut menjatuhkan sanksi ke Rusia.
Terbaru, sejumlah perusahaan logistik dunia turut menjatuhkan sanksi tegas ke Rusia seperti dilakukan raksasa logistik asal Denmark, Maersk.
Maersk Line mengumumkan akan menghentikan menerima pengiriman maupun pengantaran peti kemas menuju pelabuhan-pelabuhan di Rusia mulai Selasa (/3/2022).
Segala pengiriman untuk kebutuhan Rusia akan ditangguhkan dalam beberapa bulan kedepan, kecuali pengiriman bahan makanan serta pasokan medis.
Maersk saat ini memiliki 31 persen saham di operator pelabuhan Rusia Global Ports (GLPRq.L).
Baca juga: Cegah Invasi Rusia Lewat Jalur Laut, Turki Tutup Selat Bhosporus dan Dardanelles
Perusahaan pengiriman logistik terbesar di dunia asal Swiss, MSC Group, juga dikabarkan ikut menghentikan pengiriman kontainer untuk segala kegiatan ekspor maupun impor yang dilakukan Rusia.
Hal ini disampaikan perwakilan MCS pada Senin (1/3/2022).
Baca juga: Ukraina Kerahkan Napi dengan Keterampilan Khusus Terjun ke Medan Tempur
Dalam pengumuman tersebut MSC melarang segala pengiriman kontainer ke semua area di Rusia, termasuk akses ke Laut Baltik, Laut Hitam dan Rusia Timur Jauh.
"Meski begitu, MSC akan terus menerima dan menyaring pemesanan untuk pengiriman barang-barang penting seperti makanan, peralatan medis, dan barang-barang kemanusiaan,” sebut perwakilan MSC.
Baca juga: General Motors Ikut Hentikan Ekspor Mobil ke Rusia
Keputusan serupa juga diterapkan oleh perusahaan peti kemas CMA CGM asal Prancis.
Pada Selasa dini hari, perusahaan tersebut mengumumkan telah menangguhkan semua pemesanan ke dan dari Rusia dengan alasan masalah keamanan.
Baca juga: YouTube Juga Blokir Iklan dan Monetisasi Pemerintah Rusia di Platform Videonya
Tak mau ketinggalan, Ocean Network Express asal Singapura serta Hapag Lloyd milik Jerman, keduanya juga ikut melayangkan sanksi tegas ke Rusia dengan memotong pengiriman kontainer yang mengarah ke negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.
Pemblokiran akses yang dilakukan sejumlah perusahaan logistik dunia dimaksudkan untuk membatasi pergerakan ekonomi Rusia.
Diharapkan dengan cara ini perekonomian Rusia bisa runtuh sehingga aksi invasinya ke Ukraina bisa segera berhenti.