TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semakin panasnya tensi antara Rusia dan Ukrainan membuat harga minyak dunia melambung.
Pada sesi perdagangan Sabtu (5/3/2022) pagi, harga minyak mentah dunia menguat lebih dari 7 persen, imbas dari terganggunya ekspor Rusia.
Melansir Bloomberg, harga minyak mentah berjangka global, Brent, naik 7,65 persen ke level 118,1 dollar AS per barrel. Harga ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2013.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Ancam Ketahanan Pangan di Timur Tengah dan Afrika Utara
Penguatan juga dialami oleh harga minyak mentah berjangka acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI). Tercatat WTI menguat 7,44 persen ke level tertinggi sejak 2008, yakni 115,68 dollar AS per barrel.
Sebagai informasi, pemerintah Amerika Serikat tengah mempertimbangkan rencana pemblokiran impor minyak dari Rusia. Rencana ini disiapkan untuk menekan kemampuan Rusia di tengah perang dengan Ukraina.
Baca juga: Hari Kesembilan Serangan Rusia ke Ukraina, Moskwa Kuasai PLTN Zaporozhzhia, Facebook Diblokir
Langkah tersebut dinilai akan memperkeruh kondisi perdagangan Rusia yang saat ini sudah terganggu. Sebab sejumlah sanksi membuat Rusia itu terblokir dari sistem keuangan global sehingga tidak bisa mendapatkan pembiayaan.
"Saya hanya bisa melihat (harga) minyak menuju lebih tinggi. Pasar menyadari kenyataan bahwa kita sudah mengalami kendala pada minyak Rusia tanpa adanya sanksi formal (ke pasokan energi Rusia). Sulit untuk melihat apa yang bisa dilakukan OPEC," ungkap Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia and New Zealand Banking Group.
Baca juga: Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Indonesia, Harga Mi Instan hingga Pupuk Bisa Melonjak
Pada akhir pekan lalu, AS dan sekutunya telah memberikan sanksi baru dengan membuat bank-bank di Rusia dikeluarkan dari Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), sistem pembayaran untuk sebagian besar transaksi keuangan internasional.
Hal ini dilakukan untuk membuat bank-bank Rusia terputus dari sistem keuangan global, sehingga akan mempersulit bisnis ekspor-impor atau menerima pembiayaan dari luar negeri. Sanksi ini dinilai berat sebab berada di jantung sistem perbankan.
Meski sanksi tak menargetkan pasokan energi Rusia, namun investor tetap khawatir sebab sanksi itu dinilai berpotensi membuat perdagangan energi menjadi kacau.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Minyak Dunia Tembus 118 Dollar AS Per Barrel, Tertinggi Sejak 2013"