Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Kebijakan sanksi embargo impor minyak mentah dan juga gas alam dari Rusia, ternyata berimbas pada perekonomian Amerika Serikat sendiri.
Akibat embargo tersebut, harga bensin di Amerika ikut melonjak drastis.
Terpantau di Fortune, harga rata-rata bensin kelas reguler di pasaran AS saat ini sudah mencapai 4,43 Dolar AS per gallon atau sekitar Rp. 63,427 (Dalam satuan USD Rp14,317), selama dua minggu terakhir.
Di San Francisco Bay Area, kini harga gas alam sudah dibandrol seharga 5,79 dolar AS per gallon atau setara dengan Rp 82,896. Sementara di Tulsa, Oklahoma saat ini sudah mematok harga gas seharga 3,80 dolar AS per gallon atau Rp . 54,413.
Menurut data Analis industri Trilby Lundberg dari Lundberg Survey, pada hari Minggu (13/3/2022) kemarin harga satu galon bensin di Amerika Serikat setara dengan harga 3,78 liter bensin.
Baca juga: Rusia: Harga Minyak Mentah Bisa Tembus 300 Dolar AS, Embargo Minyak oleh Barat Bisa Jadi Bencana
Kenaikan harga bahan bakar minyak ini memecahkan rekor tertinggi harga bensin di AS, sejak Juli 2008 lalu. Dimana saat itu harga segalon bensin hanya di jual sekitar 4,11 dollar AS atau setara dengan Rp 58,842.
Lundberg memprediksi harga pada komoditi gas hingga solar di AS akan terus melonjak seiring dengan memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Baca juga: Gara-gara Embargo Barat, Harga Minyak Mentah Melonjak Ke Level Tertinggi Sejak 14 Tahun Terakhir
Meski AS hanya mengimpor gas alam dan minyak mentah dari Rusia sebanyak 2 persen, namun karena harga kedua komoditi tersebut pada pasaran global telah menembus rekor tertinggi, membuat harga di wilayah AS juga ikut terkerek naik.
Baca juga: Gara-gara Embargo Barat, Harga Minyak Mentah Melonjak Ke Level Tertinggi Sejak 14 Tahun Terakhir
Untuk mengantisipasi adanya kekurangan stok BBM, sejumlah upaya kini mulai dilakukan Biden salah satunya dengan menjalin kersama dengan Iran, Arab Saudi, dan Venezuela untuk memasok produksi minyak dan gas di wilayah AS.