Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena yang terus berkembang di masyarakat dalam 1 dekade belakangan ini semakin hari semakin banyak aja peminatnya dibandingkan dengan membeli barang langsung ke tokonya (offline).
Kepopuleran e-commerce di tanah air ini menjadi salah satu indikator meningkatnya daya beli masyarakat.
Tidak hanya penduduk dengan tingkat ekonomi menengah atas, yang tergolong di tingkat menengah dan menengah ke bawah juga ikut terpengaruhi akibat tren ini.
Baca juga: Pemerintah Hapus HET, Stok Minyak Goreng di Ritel Modern Ludes
Terjadinya pandemi Covid-19 telah mengakselerasi pertumbuhan industri e-commerce di Indonesia dan meningkatkan konsumsi masyarakat di platform digital.
Masyarakat pun lebih banyak berbelanja secara daring daripada belanja secara langsung ke lokasi. Hal itu terlihat dari laporan “Navigating Indonesia’s E-Commerce: Omnichannel as the Future of Retail".
Berdasarkan laporan ini, 74,5 persen konsumen lebih banyak berbelanja online daripada berbelanja offline.
Bukan hanya barang-barang sekunder, pemenuhan barang kebutuhan pokok kini dilakukan secara online seiring dengan makin meningkatnya literasi digital yang semakin meningkat.
Baca juga: Sempat Langka, Migor Kemasan di Ritel Modern Muncul Kembali Usai Harga Dilepas ke Mekanisme Pasar
Kondisi ini telah disadari oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart sejak beberapa tahun lalu dengan menghadirkan aplikasi Alfagift menjawab tuntutan kemajuan industri ritel di era yang serba digital.
"Sebenarnya aplikasi belanja Alfagift sudah ada sejak tahun 2015 dan saat ini sudah digunakan oleh lebih dari 10 juta orang," kata Ryan Alfons Kaloh, Marketing Director Alfamart dalam keterangannya, Jumat (18/3/2022).
Seiring berjalannya waktu, dari nilai transaksi mengalami perkembangan karena menjadi alternatif channel bagi segmen konsumen terutama milenial dan digital savvy, yang ingin berbelanja dengan cara yang mudah dari rumah, hanya lewat genggaman.
Ryan Alfons mengatakan, aplikasi digital ini unik karena awalnya dibangun berdasarkan pengetahuan terhadap profil, segmentasi dan perilaku belanja jutaan member di gerai Alfamart yang telah dikembangkan melalui program CRM sejak beberapa tahun lalu.
"Pemahaman tersebut kini disinergikan dalam aplikasi Alfagift, dimana pelanggan yang berbelanja di gerai Alfamart maupun melalui aplikasi Alfagift bisa mendapatkan benefit yang sama.
Bahkan bisa mendapatkan personalized offering berdasarkan algoritma belanja mereka di kedua channel tersebut," kata Ryan.
Fitur transaksional Alfagift dilengkapi dengan algoritma khusus dari big data analytic sehingga mampu mengintegrasikan seluruh pengalaman belanja konsumen baik online ataupun offline untuk menyediakan personal shopping list sekaligus promo-promo dan penawaran yang relevan dengan kebutuhan konsumen.
Tiap konsumen bisa mendapatkan personalized offering berdasar karakteristik belanjanya.
Cara tersebut dinilai Alfamart lebih efektif daripada memberikan program, promo atau penawaran produk yang sama kepada semua orang termasuk mengoptimalkan ekosistem bisnis yang sudah terbentuk ini, Alfamart bekerjasama dengan digital payment (e-wallet), sehingga diharapkan akan menambah sinergi bisnis ke depannya.
Alfagift memiliki kampanye #GercepTanpaBatas. Di #GercepTanpaBatas pelanggan bisa menikmati "Belanja gratis Ongkir" karena bisa belanja tanpa ongkos kirim berapapun jumlah belanja.