Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menilai subsidi energi ke bahan bakar minyak (BBM) dan LPG 3 kilogram (Kg) pada praktiknya kerap tidak tepat sasaran ke masyarakat tak mampu.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, diperlukan solusi secara permanen dalam penyelesaian subsidi energi agar tepat sasaran, dan tidak menambah beban ke masyarakat.
"Sebaiknya subsidi langsung, sehingga subsidi tepat sasaran langsung ke orang, bukan ke barang," kata Nicke saat rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (28/3/2022).
"Kalau subsidi ke barang menghasilkan gap harga yang tinggi. Maka di sini ada permasalahan seperti hari ini yang harga subsidi dijual hanya sepertiga dari harga market. Dua pertiga disubsidi dari negara," sambung Nicke.
Menurutnya, dalam mewujudkan usulan tersebut, tentu membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah.
Baca juga: Solar Subsidi Langka, Pertamina: Permintaan Naik, Tapi Suplai Berkurang 5 Persen Dibanding 2021
"Kami tahu bahwa menuju ke arah sana tantangannya besar, tetapi kalau kita ingin memastikan bahwa subsidi tepat sasaran dan tidak menambahkan beban masyarakat maka solusinya ada itu. Kalau boleh kita nanti meminta dukungan ke arah sana," ujar Nicke.
Baca juga: Operator Bus Keluhkan Kelangkaan Solar di Wilayah Sumatera
Terkait harga BBM maupun LPG yang subdisi akan dinaikkan atau tidak, Pertamina menyebut hal tersebut sepenuhnya ada di tangan pemerintah.
"Kalau tidak ingin memberikan tambahan beban ke masyarakat, seperti halnya hari ini kebijakan pemerintah adalah tidak ada kenaikan harga BBM atau LPG subsidi. Jadi beban ini harus ditutup subsidi," tuturnya.