Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presidensi G20 menjadi momentum Indonesia dalam mendorong aksi nyata untuk mengantisipasi perubahan iklim global.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Fabby Tumiwa dalam keterangannya, Rabu (30/3/2022).
"Transisi energi membutuhkan biaya besar sementara upaya yang dilakukan tidak boleh meningkatkan angka kemiskinan. Dibutuhkan kolaborasi global untuk mencapai tujuan tersebut," ucap Fabby.
Baca juga: Pakar Dorong G20 Bahas Soal Standarisasi Vaksin dan Tes Covid-19 Secara Global
Ia menekankan pentingnya kontribusi dari sektor bisnis untuk mencapai komitmen net zero emission (NZE) yang telah ditentukan.
Bank Dunia (World Bank) melalui Program Bantuan Manajemen Sektor Energi atau Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) mengusulkan dukungan keuangan dan teknis yang komprehensif kepada negara berpendapatan rendah dan menengah.
“ESMAP akan mengembangkan Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI) dengan pendekatan unik, terintegrasi, dan bisa direplikasi untuk melancarkan stimulus ekonomi hijau melalui investasi publik yang ditargetkan untuk meningkatkan investasi sektor swasta dalam skala besar,” terang Fabby.
Baca juga: Alasan DPR Anggarkan Pengaspalan & Penggantian Gorden: Tuan Rumah G20 hingga Tak Pernah Ganti Gorden
Fabby yang juga Technical Advisory Group (TAG) ESMAP untuk tahun fiskal 2022-2024 ini telah menggeluti kebijakan energi dan perubahan iklim selama lebih dari 20 tahun.
Kiprahnya dikenal karena ia merupakan praktisi energi terbarukan dan pendukung pemerataan akses energi di Indonesia.
Sehubungan dengan penugasannya di World Bank, apresiasi juga disampaikan oleh Fabby dengan banyaknya pihak swasta nasional yang masuk untuk berkontribusi pada penetrasi industri energi terbarukan.
Apresiasi diutarakannya secara langsung pada keterlibatan perusahaan jasa solusi pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap nasional Utomo SolaRUV dan produsen inverter berskala global, Sungrow Power Supply Co Ltd.
“Kerja sama pihak swasta seperti Utomo SolaRUV dan Sungrow mendukung pembangunan ekosistem PLTS di Indonesia untuk mengakselerasi akses energi yang berkelanjutan dan upaya dekarbonisasi,” ujarnya.
Sebagai informasi, Utomo SolaRUV telah menandatangani komitmen kerja sama jangka panjang sebesar 300 megawatt (MW) bersama Sungrow Power Supply Co Ltd.
Penandatanganan dilakukan bertepatan dengan perhelatan pameran Solartech Indonesia 2022 pada Sabtu (19/3/2022) antara Direktur Utama PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia Darmawan Utomo dan perwakilan pihak Sungrow, Benny Xiao.
“Ditunjuknya perwakilan Indonesia di TAG ESMAP World Bank bersanding dengan tokoh-tokoh energi dunia menunjukkan pentingnya posisi Indonesia dalam transisi energi dunia,” tambah APAC Director Sungrow Power Supply Co, Luis Xu.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya selaku produsen inverter dengan kapasitas terbesar di dunia menyambut agar lompatan energi bersih Indonesia dapat terwujud.
Pada kesempatan sama, Managing Director Utomo SolaRUV, Anthony Utomo, menerangkan bahwa perusahaan akan terus berkomitmen mendukung pemanfaatan energi terbarukan, khususnya PLTS, baik di rooftop bangunan, lokasi perairan (floating PV), maupun lokasi bekas lahan tambang.
Terbaru, produk Utomo SolaRUV turut berkontribusi pada proyek energi baru dan terbarukan (EBT) perusahaan nasional seperti Medco Energi di Pulau Sumbawa, yakni Sungrow SG250HX dan Sungrow COM100A.
“Upaya pemerintah untuk mendorong industri-industri yang berada di Indonesia agar menerapkan konsep industri hijau mengalami beberapa tantangan. Salah satunya adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dalam penerapan industri hijau,” terang Anthony.