News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BI Prediksi Inflasi April Naik Tipis, Dua Komoditas Ini Jadi Penyumbang

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bank Indonesia

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dalam laporannya menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama April 2022, perkembangan harga pada April 2022 masih relatif terkendali.

Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,68 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas minyak goreng, bensin, hingga daging ayam ras.

Baca juga: Kisah Sukses Jalankan Bisnis Online dengan Strategi Jitu Agar Lebih Terkenal

“Komoditas utama penyumbang inflasi April 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu minyak goreng sebesar 0,24 persen (mtm), bensin 0,18 persen (mtm), daging ayam ras 0,08 persen (mtm), bahan bakar rumah tangga 0,04 persen (mtm), cabai merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm),” jelas Erwin dalam keterangannya, dikutip Minggu (10/4/2022).

“Kemudian sabun detergen bubuk/cair menyumbang inflasi 0,02 persen (mtm), daging sapi, bawang putih, tempe, jeruk, bayam, kangkung, ayam goreng, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm),” sambungnya.

Bank Indonesia juga mencatat adanya komoditas yang mengalami deflasi. Yaitu tomat sebesar -0,02 persen (mtm) dan angkutan udara -0,01 persen (mtm).

Baca juga: Bank Banten Tebar Hadiah untuk Nasabah Peminjam Khususnya ASN

Erwin mengungkapkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas.

Yang bertujuan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya tekanan eksternal.

"Serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini