Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah menyiapkan rencana maupun mitigasi risiko menghadapi dampak buruk dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Namun, erupsi yang terjadi pada Minggu (17/4/2022) tidak berdampak pada aktivitas layanan penyeberangan di Selat Sunda, khususnya di lintas Merak-Bakauheni.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin mengatakan, hingga Senin siang ini, layanan penyeberangan di Merak-Bakauheni yang dikelola ASDP terpantau normal.
Baca juga: Ragam Pilihan Ban Terbaik Produksi Dalam Negeri untuk Aktivitas Touring dan Mudik
"Tapi dipastikan ASDP telah menyiapkan contingency plan dan mitigasi risiko terkait potensi gempa bumi maupun tsunami yang berdampak pada pelayanan," kata Shelvy, Senin (18/4/2022).
Selain itu, kata Shelvy, ASDP juga terus melakukan koordinasi aktif dengan BMKG terkait update kondisi cuaca.
"Dalam menghadirkan pelayanan prima, ASDP terus meningkatkan kualitas layanan dan tetap memprioritaskan keselamatan dan keamanan pelayaran di seluruh wilayah Indonesia," paparnya.
Di sisi lain, manajemen ASDP mengimbau kepada seluruh pengguna jasa agar mempersiapkan perjalanan dengan kapal ferry sebaik-baiknya.
Baca juga: Daftar Kendaraan yang Boleh Tetap Melintas saat Kebijakan Ganjil-Genap Mudik Lebaran 2022
Untuk di empat pelabuhan utama, wajib membeli tiket secara mandiri via Ferizy dan memastikan kondisi prima baik kesehatan dan juga kendaraan yang digunakan sehingga perjalanan berjalan lancar, aman, nyaman dan selamat.
Diketahui Gunung Anak Krakatau yang berada di wilayah Selat Sunda mengalami erupsi, Minggu (17/2022).
Dikutip dari pernyataan resmi Badan Geologi Kementerian ESDM Gunung Anak Krakatau erupsi sekitar pukul 21.15 WIb dengan tinggi kolom abu teramati ± 800 m di atas puncak (± 957 m di atas permukaan laut).
Baca juga: Yuk Gercep! Ada 120 Kursi Mudik Gratis Naik Bus ke Cilacap, Berangkatnya dari TMII
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 55 mm dan durasi 40 detik.
Badan Geologi merekomendasikan masyarakat dengan radius jarak 2 kilometer dari Gunung Anak Krakatau dilarang mendekat dan melakukan aktivitas apapun.