News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Ekonomi Memburuk, Kerusuhan Pecah di Sri Lanka, Polisi Tembakkan Peluru Tajam ke Demonstran

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prajurit berjaga-jaga ketika orang-orang berdemonstrasi di luar rumah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa untuk menyerukan pengunduran dirinya karena krisis ekonomi negara yang belum pernah terjadi sebelumnya memburuk di Kolombo, pada 31 Maret 2022. - Protes yang mencoba menyerbu rumah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berbalik kekerasan pada 31 Maret 2022, dengan setidaknya satu orang terluka parah, ketika warga mengecam penanganan pemerintah terhadap krisis ekonomi yang melumpuhkan negara itu. (Photo by Ishara S. KODIKARA / AFP)

TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO - Polisi Sri Lanka menembakkan peluru tajam untuk membubarkan pengunjuk rasa pada Selasa (19/4/2022). Kejadian itu menewaskan satu orang dan melukai belasan lainnya.

Aksi kerusuhan terjadi ketika Sri Lanka tengah mencari bantuan keuangan cepat dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk meredakan krisis ekonomi yang memburuk.

Reuters memberitakan, aksi demonstrasi telah berkecamuk di negara kepulauan Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang selama berminggu-minggu. Para pengunjuk rasa menyuarakan kemarahan terhadap kesalahan penanganan ekonomi oleh pemerintah yang telah menyebabkan kekurangan kebutuhan pokok dan pemadaman listrik yang berkepanjangan.

Baca juga: Sri Lanka Berlakukan Jam Malam Setelah Seorang Demonstran Terbunuh

Mihiri Priyangani, direktur Rumah Sakit Pendidikan Kegalle, mengatakan setidaknya satu pengunjuk rasa tewas dan 12 terluka dirawat di rumah sakit, termasuk dua dalam kondisi kritis.

Jatuhnya korban terjadi setelah bentrokan pecah antara demonstran dan polisi di pusat kota Rambukkana.

Menurut Priyangani kepada Reuters, orang yang meninggal - kematian pertama sejak protes damai dimulai bulan lalu - kemungkinan telah ditembak.

Baca juga: Sri Lanka Dilanda Krisis Ekonomi, Presiden Gotabaya Mengaku Bersalah, Janji Tanggung Jawab

"Kami menduga ada luka tembak, tapi perlu pemeriksaan post-mortem untuk memastikan penyebab pasti kematiannya," jelasnya.

Juru bicara polisi Nalin Thalduwa menjelaskan, kerusuhan meletus setelah polisi meminta pengunjuk rasa untuk menjauh dari jalur kereta api utama yang telah mereka blokir selama berjam-jam.

"Untuk mengendalikan situasi, polisi menembaki para pengunjuk rasa," kata Thalduwa kepada Reuters.

"Beberapa polisi yang terluka juga dirawat di rumah sakit," katanya.

Dia menambahkan, peluru tajam dan gas air mata telah digunakan untuk mengusir massa yang melempari batu dan benda-benda lain.

"Polisi masih di daerah itu dan berusaha memulihkan ketenangan," jelas Thalduwa.

Beberapa kelompok hak asasi dan diplomat asing menyerukan untuk menahan diri dan mengutuk kekerasan di Rambukkana, di mana polisi memberlakukan jam malam pada Selasa malam.

“Penyelidikan penuh dan transparan sangat penting & hak rakyat untuk protes damai harus ditegakkan,” Duta Besar AS untuk Sri Lanka, Julie Chung, mengatakan dalam sebuah tweet.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini