News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Potensi Energi Surya Indonesia Capai 207,8 Giga Watt, Kapasitas Terpasang Baru 200,1 Mega Watt

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto udara PLTS Papagarang di Pulau Papagarang, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (1/10/2021). PLTS Papagarang yang memiliki kapasitas 380 kilowatt peak (kWp) menjadi sumber listrik utama bagi warga Desa Papagarang sejak tahun 2019. Selain di Pulau Papagarang, PLTS komunal serupa, yang memanfaatkan sinar matahari ini, juga terdapat di Pulau Messah, Pulau Seraya Besar, serta Pulau Boleng. KOMPAS/PRIYOMBODO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan sumber energi ini akan menjadi andalan di masa depan.

Menurutnya, potensi energi surya di tanah air jumlahnya mencapai 207,8 Giga Watt (GW).

"Tapi hingga akhir 2021 kapasitas terpasang PLTS RI baru mencapai 200,1 Mega Watt (MW)," kata Ego dalam acara Indonesia Solar Summit 2022, Selasa (19/4/2022).

Ego menjelaskan pemerintah setidaknya memiliki tiga program besar pemanfaatan energi surya yakni PLTS atap, PLTS ground-mounted skala besar, dan PLTS terapung.

"Implementasi beberapa program ini butuh kontribusi dari banyak pihak, tak hanya pemerintah, pemegang wilayah usaha, maupun pengembang energi terbarukan tetapi juga para pengguna energi, seperti sektor komersial dan industri," kata Ego.

Sebanyak 31 perusahaan telah mendeklarasikan untuk membangun PLTS dengan kapasitas total 2,3 GW pada 2022 dan 2023, serta rencana pembangunan pabrik komponen pendukung PLTS di Indonesia.

Baca juga: Proyek PLTS Terbesar Dibangun di Riau, Mampu Menyerap 30 Ribu Lapangan Pekerjaan

Komitmen ini akan memberikan angin segar bagi investasi energi surya di Indonesia.

"PLTS atap salah satu quick wins percepatan pemanfaatan energi surya khususnya bagi industri yang semakin kuat terhadap produk hijau (green product)," tutur Ego.

Pembangunan energi listrik berbasis surya juga membutuhkan dukungan manufaktur lokal agar syarat TKDN dapat terpenuhi.

"Penggunaan komponen dalam negeri juga dapat mendukung penciptaan lapangan kerja," katanya.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyatakan, untuk mencapai target energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 sesuai Perpres 22/2017 dibutuhkan tambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan sekitar 4 GW di luar PLN.

"Dari deklarasi 2,3 GW proyek PLTS di ISS 2022 menunjukkan potensi energi surya yang sangat besar di Indonesia," kata dia.

Menurut Fabby, Indonesia bisa menjadi solar power house di Asia Tenggara dengan potensi pertumbuhan 3-4 GW per tahun jika tidak dihalang-halangi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini