News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Larangan Ekspor CPO

Pasar Minyak Nabati Global Bergejolak Setelah Jokowi Larang Ekspor CPO hingga Minyak Goreng

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). Pasar Minyak Nabati Global Bergejolak Setelah Jokowi Larang Ekspor CPO hingga Minyak Goreng

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Larangan ekspor minyak kelapa sawit oleh Indonesia menambah beban pasar minyak nabati, yang telah mencapai rekor harga tertinggi tahun ini, dan memicu kekhawatiran importir utama minyak kelapa sawit.

Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang paling banyak digunakan di dunia, termasuk untuk pembuatan produk makanan seperti biskuit, cokelat, pembuatan margarin, hingga deterjen.

Minyak kelapa sawit juga dikenal sebagai minyak nabati yang paling banyak diproduksi, dikonsumsi dan diperdagangkan di pasar global.

Baca juga: Jurus Baru Pemerintah Stabilkan Harga Minyak Goreng, Jokowi Larang Ekspor Sawit Mulai 28 April 2022

Minyak kelapa sawit telah menyumbang sekitar 40 persen, dari pasokan empat minyak nabati paling populer, yaitu minyak kelapa sawit, minyak kedelai, minyak canola dan minyak biji bunga matahari.

Dilansir dari situs Reuters.com, berikut ini rincian mengenai pasar minyak nabati dunia :

Minyak Kelapa Sawit

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengungkapkan sekitar 77 juta ton minyak sawit diharapkan akan diproduksi tahun ini.

Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sejak, Jumat (17/09/2021) di tingkat pabrik CPO kembali naik menjadi Rp2.670 per kg. Sebelumnya pada tanggal 8 September 2021 lalu harga TBS kelapa sawit Rp2.590 per kg. salah satu faktor semakin naiknya harga kelapa sawit saat ini, karena banyak pabrik CPO kesulitan mendapatkan pasokan bahan baku kelapa sawit, karena saat ini banyak kebun kelapa sawit sedang musim ngetrek atau berhenti berbuah. Tribunnews/Jeprima (TRIBUNNEWS/Jeprima)

Indonesia merupakan produsen, eksportir dan konsumen utama minyak kelapa sawit, yang telah menyumbang sekitar 60 persen dari total pasokan.

Pemasok kedua minyak kelapa sawit terbesar yaitu Malaysia, telah menyumbang sekitar 25 persen dari pangsa pasar global.

Sementara itu, India adalah importir utama minyak kelapa sawit. Importir utama lainnya yaitu China, Pakistan, Bangladesh, Mesir dan Kenya.

Menurut data USDA, minyak sawit menyumbang sekitar 40 persen dari konsumsi minyak nabati di India.

Impor minyak sawit di India diperkirakan akan turun tahun ini, menyusul kebijakan perdagangan Indonesia yang akan membatasi ekspor minyak kelapa sawit, yang disebabkan karena harga minyak nabati yang tinggi dan faktor lainnya.

Produk minyak sawit global pada tahun 2020 dan 2021 merosot, akibat menurunnya jumlah tenaga kerja migran di perkebunan di seluruh Asia Tenggara.

Baca juga: Larangan Ekspor CPO dan Minyak Goreng Dianggap Sesuai dengan Rekomendasi Komisi VI DPR RI

Sebelumnya, Indonesia telah membatasi ekspor minyak nabati, sejak akhir Januari hingga pertengahan Maret untuk mencoba mengendalikan harga minyak goreng domestik.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini