Diawali dari penurunan 3,5 persen di hari Senin, lalu 5,4 persen, dan 6,4 persen pada penutupan perdagangan Rabu.
Listing di BEI pada 11 April lalu, saham GOTO dilepas seharga Rp 338 per saham sebanyak 40,6 miliar lembar saham.
Dari Initial Public Offering (IPO) tersebut, GOTO mengantongi dana segar sebesar Rp 13,7 triliun.
Sejak melantai di BEI hingga kini, harga saham GOTO telah turun lebih dari 20 persen.
Meskipun harga saham GOTO terus turun, namun GOTO memiliki mitigasi Greenshoe, untuk menahan pelemahan lebih dalam.
Baca juga: Sepekan Melantai di BEI, Hari Ini Saham GOTO Ditutup Naik Tipis 2 Poin
Hanya saja, mitigasi tersebut tentunya memiliki batasan, sehingga jika skema Greenshoe terus digunakan, maka ada saatnya Greenshoe tersebut habis, dan pergerakan saham sepenuhnya berdasarkan mekanisme pasar.
Greenshoe tak menjamin jika saham GOTO terkoreksi dalam Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, penurunan harga saham GOTO diakibatkan oleh aksi jual investor yang cukup tinggi.
Di sisi lain, Greenshoe tidak menjamin sepenuhnya harga saham GOTO tidak terkoreksi dalam.
“Memang kalau kita perhatikan, semua kputusan ada di kita (investor), dalam arti berkaca dengan saham Bukalapak (BUKA). GOTO beberapa hari ini mengalami tekanan jual yang besar. Kalau kita lihat, kemarin saham GOTO sudah menyentuh di bawah harga IPO, lalu seberapa kuat Greenshoe option menjadi penopang saham GOTO?” ujar Maximilianus kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2022).
Saham teknologi rugi, investor trauma Maximilianus juga menilai, saat ini banyak investor yang juga bercermin pada kinerja saham BUKA, mengingat ada kemiripan antara BUKA dan GOTO.
Baca juga: Ngotot Jadi Wali Gala Sky, Doddy Sudrajat Justru Pasrah Hak Asuh Anak Kandung Jatuh ke Puput
Keduanya sama – sama perusahaan startup besar, dengan posisi keuangan yang masih merugi.
“Sayangnya, ruginya saham teknologi menyebabkan investor secara psikologis mengalami trauma.
Kenapa? karena yang lalu, BUKA naik dua hari berturut–turut, lalu langsung ARB (Auto Reject Bawah) berhari–hari.
GOTO memang sempat mengalami kenaikan, tapi ketika GOTO sudah mulai turun, banyak pelaku pasar dan investor yang memilih untuk menjual,” jelas dia.