Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI – Pemerintah India berencana akan membuka lebih dari 100 tambang batu bara yang telah lama terbengkalai, nantinya tambang tersebut diaktifkan kembali.
Meski tindakan tersebut bertentangan dengan misi India yang ingin mengurangi tingkat polutan radioaktif di negaranya, namun karena adanya krisis listrik yang telah terjadi selama berbulan-bulan. Memaksa India yang dikenal sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, mengaktifkan kembali penggunaan bahan bakar yang dianggap tidak ramah lingkungan tersebut.
Baca juga: Ekspansi Mobil dan Baterai Listrik di Spanyol, Volkswagen Investasikan 10 Miliar Euro
"Sebelumnya kami dipuji sebagai anak nakal karena kami mempromosikan bahan bakar fosil dan sekarang kami mendapat kabar bahwa kami tidak cukup memasoknya.” ujar Sekretaris Batubara Anil Kumar Jain mengatakan pada konferensi Jumat (6/5/2022).
Dilansir dari Business Standar, peningkatan konsumsi listrik yang terjadi di India kemungkinan besar terjadi lantaran adanya lonjakan penggunaan AC akibat gelombang panas yang menerjang India.
Meningkatnya permintaan konsumsi listrik harian bahkan membuat pemerintah pusat memaksa utilitas terkait, untuk meningkatkan impor dan Coal India demi meningkatkan produksi guna mengatasi kekurangan pasokan.
Baca juga: Dubes India di PBB Minta Belanda Tak Menggurui Mereka Terkait Serangan Rusia
Sebelum melonjaknya konsumsi listrik tersebut, pemerintah India menyebut bahwa negaranya telah lebih dulu mengalami penurunan persedian bahan bakar. Ditambah lagi dengan memanasnya konflik Rusia dan Ukraina yang makin mempengaruhi kurangnya stok impor bahan bakar pembangkit listrik di India.
Hal ini kemudian mengganggu aktivitas industri hingga memaksa India untuk mempercepat penambangan batu bara. Diperkirakan dengan pembukaan tambang batu bara ini dapat meningkatkan produksi energi hingga 100 juta ton dalam tiga tahun kedepan.
"Ini adalah langkah yang sangat berani oleh kementerian dan Coal India untuk menawarkan pasokan batu bara dalam jumlah besar dengan sangat cepat." kata Anil Kumar.
Meski negaranya akan meningkatkan produksi dalam negeri, namun menteri listrik India menyebut bahwa negaranya akan tetap melangsungkan kegiatan impor selama tiga tahun kedepan.
Keseriusan pemerintah India dalam meningkatkan produksi batu bara demi mencukupi kebutuhan warganya, bahkan telah membuat pihaknya mengeluarkan undang-undang darurat yang akan mengatur keberadaan pembangkit listrik batu bara.