TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan mudik lebaran 2022 memberikan dampak positif untuk perekonomian nasional.
Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 akan mencapai 3,5 persen sampai 4 persen.
"Indeks keyakinan konsumen selama behaviour di bulan ramadan dan selama mudik hingga momen lebaran menjadi hal penting," kata Airlangga dalam Green Economy Indonesia Summit 2022, Rabu (11/5/2022).
Baca juga: 2,6 Juta Kendaraan Lintasi Jalan Tol Trans Sumatera Selama Mudik Lebaran
Baca juga: Arus Mudik, Lonjakan Penjualan BBM Tertinggi Terjadi di Brebes dan Kebumen
Menko Airlangga menjelaskan pada kuartal I 2022 terjadi perubahan sumber pertumbuhan ekonomi dari sebelumnya mengandalkan belanja pemerintah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi sisi domestik.
"Engine of growth kita yang menggembirakan di kuartal pertama tidak lagi dari belanja pemerintah karena perlindungan sosial sudah turun tetapi dari kegiatan ekspor dan impor serta investasi yang dilakukan masyarakat,” ucapnya.
RI berada dalam tren positif dari sisi Prompt Manufacturing Index menunjukan sektor produksi terus melakukan ekspansi.
Namun begitu, Menko Airlangga mengingatkan bahwa perekonomian Indonesia masih dalam bayangan risiko Covid-19.
"Alhamdulillah penanganan covid sudah landai. Kemarin walaupun yang mudik lebih dari 80 juta setelah kita monitor sampai hari ini tidak ada lonjakan kasus," ujarnya.
Melihat data dua tahun terakhir selama pandemi Covid-19, penyebaran kasus bakal melonjak H+24 setelah Lebaran Idul Fitri.
Kenaikan kasus pada waktu itu kaitannya dengan varian baru yakni varian Delta dan Omicron.
"Kita semua berharap penyebaran wabah varian baru turunan Covid-19 tidak sekuat omicron maupun varian delta," tutur Airlangga.
Baca juga: Bocah di Medan Diduga Hepatitis Akut Meninggal, Rumah Sakit Mulai Siapkan Fasilitas Penanganan
Baca juga: Persiapan Khusus Operasi Pria Obesitas Berat 275 Kilogram di Malang, Korban Tali Sling Lift Putus
Saat ini lebih dari 99 persen masyarakat di Pulau Jawa sudah meraih kekebalan karena telah mendapat tiga kali vaksin (booster) ataupun sudah pernah terkena Covid-19.
"Kuncinya tetap menggunakan masker suatu kewajiban, kemudian proses harus tetap dijaga, dan juga booster harus terus didorong," imbuh Ketua Umum Partai Golongan Karya tersebut.
Sadari Perubahan Iklim
Kesadaran terhadap dampak negatif perubahan iklim harus terus terjaga agar tidak mempengaruhi kinerja Produk Domestik Bruto (PDB).
Menko Airlangga menekankan pemerintah berkomitmen mencapai net zero emission sesuai Perjanjian Paris.
"Berdasarkan climate economic index juga menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat rentan, terutama ketika memasuki musim kemarau," ungkap Airlangga.
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah bersiap menghadapi kebakaran hutan.
Baca juga: Ikatan Alumni Universitas Trisakti Ajak Masyarakat Menolak Lupa, Rawat Ingatan Tragedi 12 Mei 1998
Airlangga mengungkapkan untuk mewujudkan green economy juga didorong melalui G20 dengan membahas pembiayaan berkelanjutan untuk sumber pembiayaan yang berbasis pada pembangunan multilateral.
Indonesia bersama Asian Development sedang membahas skenario pembangunan energi berbasis rendah karbon yang menghasilkan dari segi ekonomi.
“Diharapkan prototyping daripada PLTU bisa di finance dan ini sedang dibahas skenarionya dengan Asian Development Bank,” ujar Menko Airlangga.
Ia menuturkan potensi energi baru terbarukan cukup besar yaitu 442 giga watt untuk pembangkit listrik.
Namun EBT masih mempunyai tantangan dari segi teknologi seperti membangun hydropower yang hanya bisa dibangun di Kalimantan Utara dan Memberamo Papua sedangkan permintaan tertinggi di Pulau Jawa. (Tribun Network/Reynas Abdila)