Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan jasa angkutan laut, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) menyatakan, akan terus mengurangi porsi angkut komoditas batubara hingga turun menjadi 50 persen di 2025.
Direktur Pelita Samudera Shipping Harry Tjhen mengatakan, pihaknya membuka peluang diversifikasi usaha dari semula mayoritas untuk angkut batubara, yang perlahan mulai berkurang sejak 2019.
"Kita tidak menutup kemungkinan karena dari tahun ke tahun menurun, dari 2019 sekira 97 persen batubara dan 3 persen non batu bara. Lalu di 2020, menjadi sekira 10 persen non batu bara dan 90 persen batu bara," ujarnya saat public expose di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (12/5/2022).
Baca juga: India Aktifkan Lagi 100 Tambang Batubara yang Terbengkalai untuk Atasi Krisis Listrik
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, porsi angkut komoditas non batubara semakin meningkat hingga sekira 29 persen pada tahun lalu.
"Di 2021, batubara ini turun lagi, karena menjadi sekira 29 persen non batu bara dan 71 persen pengangkutan batu bara," kata Harry.
Kemudian berdasarkan proyeksi perusahaan untuk 2022, porsi pengangkutan batubara turun lagi jadi sekira 70 persen dan 30 persen non batubara, yang termasuk nikel, bauksit, dan bijih besi.
"Lalu di 2025, akan jadi 50:50 proyeksi kita, target perusahaan untuk diversifikasi pendapatan usaha dari batubara," pungkasnya.
Baca juga: Harga Komoditas Melonjak, Laba Bersih PSSI Naik 289 Persen di Kuartal I 2022
Sekadar informasi, perusahaan lakukan pengangkutan dan pemindahmuatan batu bara dan mineral terintegrasi, dengan menyediakan fasilitas kapal tunda dan tongkang (tugs & barges), serta fasilitas muatan apung (floating loading facility/FLF).
Selain itu, juga menyediakan fasilitas bongkar muat apung (floating crane), dan kapal curah besar (bulk carrier motor vessel) supramax dan handysize, yang memberikan nilai tambah kepada penambang mineral, pembangkit listrik, dan pabrik peleburan di Indonesia.