News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Airbnb Tutup Bisnisnya di China Gara-gara Merugi Akibat Lockdown

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Airbnb

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Perusahaan layanan pemesanan penginapan Airbnb menyerah di pasar China dan menutup operasional bisnisnya di sana karena merugi akibat pemberlakuan lockdown berulang karena kasus baru Covid-19.

Penutupan bisnis Airbnb di China diketahui setelah beberapa listing penginapan yang disewakan perusahaan ini mulai dihapus dari situs web mereka.

Menurut kabar yang beredar semua daftar penginapan tersebut akan rampung dihapus sebelum memasuki musim panas tahun ini.

Menurut Techcrunch mundurnya Airbnb dari China, lantaran persaingan yang makin ketat dengan layanan seruppa dari pemain lokal.

Permasalahan tersebut semakin diperparah dengan munculnya gelombang pandemi yang menyebabkan adanya penangguhan untuk semua kegiatan pariwisata di China.

Baca juga: Airbnb Sediakan Penginapan Gratis di Seluruh Dunia untuk Petugas Medis

Hal ini tentunya menghambat pemasukan Airbnb, bahkan selama beberapa tahun terakhir pendapatan Airbnb di China hanya menyumbang satu persen dari pendapatan global perusahaan.

Tak hanya itu, hadirnya berbagai permasalahan diatas juga telah mendorong amblesnya nilai saham Airbnb sebanyak 30 persen pada tahun ini.

Meski layanan operasional penginapan di China akan ditutup, namun untuk mengurangi kerugian perusahaan Airbnb akan merubah strategi bisnis menjadi penyedia layanan perjalanan bagi para pelancong Tiongkok yang ingin berpergian ke luar negeri.

Baca juga: 6 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Pesan Penginapan Airbnb, Jangan Lupa Minta Foto Asli

Perusahaan berharap dengan perubahan ini, pendapatan bisnisnya yang ada di China bisa kembali pulih. Sebelum pandemi, wisatawan Tiongkok yang pergi ke luar negeri meningkat sebanyak tiga kali lipat dalam waktu kurang dari satu dekade.

United Nations World Tourism Organisation mencatat, setidaknya ada 155 juta perjalanan terjadi pada tahun 2019.

Baca juga: Lima Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman Ala Traveloka

Namun, sejak China memberlakukan pengetatan wilayah pada tahun 2020, membuat perjalanan di dalam dan di luar negeri menjadi terbatas.

Meski begitu hal tersebut tak menyurutkan semangat Airbnb untuk bertaruh pada kesempatan ini. Perusahaan yakin setelah kebijakan zero Covid mulai dilonggarkan aktivitas pariwisata bisa kembali beroperasi seperti semula.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini