News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terseret Turunnya Bursa Asia, IHSG Melemah 0,26 Persen ke 7.133

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)

TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA -- Pelemahan pada bursa saham Asia berpengaruh pada Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/6/2022).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ikut terseret melemahnya bursa Asia pada pagi ini.

IHSG pada pukul 09.00 WIB, IHSG melemah 19,37 poin atau 0,26 % ke 7.133,26.

Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Kamis (2/6). Indeks Nikkei 225 turun 133,55 poin atau 0,49 % ke 27.322,18, Hang Seng turun 237,90 poin atau 1,12 % ke 17.315,57, Taiex turun 118,73 poin atau 0,72 % ke 15.553,76, Kospi turun 22,92 poin atau 0,87 % ke 2.662,31, ASX 200 turun 72,08 poin atau 1 % ke 7.161,90, Straits Times turun 9,06 poin atau 0,29 % ke 3.233,15 dan FTSE Malaysia turun 2,60 poin atau 0,18 % ke 1.550,61.

Sebanyak 168 saham naik, 105 saham turun dan 251 saham stagnan.

Enam indeks sektoral tergelincir ke zona merah. Sedangkan empat indeks sektoral lainnya selamat ke zona hijau.

Baca juga: IHSG Dibuka Naik 0,34 Persen ke 7.060, Investor Asing Buru Saham BBRI, ADRO dan BMRI

Indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah IDX Sektor Keuangan yang turun 0,88 % , IDX Sektor Barang Baku turun 0,85 % dan IDX Sektor Energi yang turun 0,63 % .

Sementara itu indeks sektoral yang selamat ke zona hijau adalah IDX Sektor Barang Konsumen Primer yang naik 0,42 % , IDX Sektor Barang Konsumen Non Primer naik 0,19 % dan IDX Sektor Properti naik 0,09 % .

Total volume perdagangan saham di bursa pagi inimencapai 1,12 miliar saham dengan nilai Rp 1,51 triliun.

Baca juga: IHSG Pekan Lalu Sudah Tembus ke 7.026, Bagaimana Prediksi Perdagangan Saham Hari Ini?

Top gainers LQ45 pagi ini adalah:

1. PT Timah Tbk (TINS) (2,11 % )
2. PT Indocement Tinggal Prakarsa Tbk (INTP) (2,06 % )
3. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (1,80 % )

Top losers LQ45 pagi ini adalah:

1. PT Medco Energi International Tbk (MEDC) (-3,42 % )
2. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) (-2,37 % )
3. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) (-2,22 % )

Investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp 122,66 miliar di seluruh pasar.
(2/6)

Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) Rp 55,2 miliar, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 18,9 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 18 miliar.

Sedangkan saham-saham dengan penjualan bersih terbesar asing adalah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Rp 25,1 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 23,4 miliar dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Rp 9,5 miliar.

Sinyal Bank Central

Pelemahan bursa Asia dipicu oleh sinyal bank sentral yang memperkuat pesan hawkish dalam upaya untuk mengendalikan inflasi.

Sementara Jamie Dimon dari JPMorgan Chase& Co juga mengingatkan alarm pada ekonomi. Dimon memperingatkan investor untuk bersiap menghadapi badai ekonomi.

Baca juga: IHSG Dibuka Menguat 0,51 Persen ke 7.060, SMGR, INCO dan WSKT Paling Perkasa

Saham di Jepang, Australia dan Korea Selatan tergelincir.

Mengutip Bloomberg, data menunjukkan aktivitas manufaktur AS menunjukkan kemajuan yang tidak terduga, serta lowongan pekerjaan yang sangat tinggi memicu kekhawatiran Federal Reserve akan lebih memperketat suku bunga untuk memperlambat inflasi.

Investor khawatir apakah kebijakan Fed yang lebih ketat akan menyebabkan resesi.

"Kami memang melihat peningkatan kemungkinan resesi pada paruh kedua tahun ini, berpotensi bertahan hingga tahun 2023 karena The Fed terus memerangi inflasi," kata Tracie McMillion, kepala strategi alokasi aset global Wells Fargo Investment Institute kepada Bloomberg.

McMillion juga memperingatkan bahwa pasar belum sepenuhnya memperhitungkan dampak pengurangan neraca Fed.

"Dampak pengetatan kuantitatif mulai bergulir dari neraca Fed bulan ini belum benar-benar teruji dan belum pernah terjadi sebelumnya. Dugaan kami adalah bahwa mungkin itu tidak sepenuhnya dihargai ke pasar," katanya.  (Herlina Kartika Dewi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini